Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
REKTOR Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Mochamad Ashari menilai bahwa wacana kampanye di lingkungan kampus dapat dilakukan. Namun, kampanye di kampus tentu berbeda dengan kampanye pada umumnya.
Sebab, lanjut Ashari, lingkungan kampus merupakan kawasan akademis. "Kampanye di kampus boleh-boleh saja. Tentu bentuknya harus disesuaikan dengan dunia akademis," ujarnya saat dihubungi, Minggu (25/7).
Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) itu berpendapat kampanye di kampus, seperti diwacanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU), harus menitikberatkan pada paparan ide dan rencana strategis dari calon pemimpin bangsa. Artinya, kampanye di lingkungan kampus lebih bersifat ilmiah, bukan sekadar mencari dukungan.
Baca juga: KPU: tidak Ada yang Salah dari Kampanye di Kampus
"Bukan kampanye berupa pengerahan massa, menyanyi, tetapi berupa paparan ide atau rencana strategis. Dalam hal ini, untuk menata negeri, agar menjadi lebih baik dan makmur," pungkas Ashari.
Menurut dia, kampus siap menerima wacana KPU jelang Pemilu 2024. Pasalnya, di lingkungan akademis, visi dan misi pemimpin bangsa akan diuji. "Kalau nanti sudah ada kandidatnya, baru bisa didengar rencana strategis masing-masing," sambungnya.(OL-11)
Kampanye digital pencegahan katarak #EyeCareForAll diluncurkan melalui aplikasi Campaign #ForABetterWorld.
Perlu dilakukan edukasi, saling menguatkan dan memberi ruang bagi sesama perempuan untuk bisa menjadi Berdaya dan Berdikari.
ARTOTEL Group, operator hotel lokal asli Indonesia, resmi meluncurkan kampanye Like a Local sebagai bagian dari program loyalitas Artotel Wanderlust pada tahun 2025.
ARYADUTA Bali secara resmi meluncurkan kampanye kuliner tahunannya, Sapta Rasa, yang kini memasuki tahun ketiga.
Dhani juga menyampaikan permintaan maaf kepada jajaran TNI Angkatan Udara dan masyarakat.
Di tengah-tengah padatnya aktivitas kuliah, nongkrong dekat kampus jadi kegiatan tambahan para mahasiswa.
Pancasila dan khilafah tidak bisa hidup berdampingan di Indonesia. Salah satunya harus dikorbankan.
SOSOK Prof Yudian Wahyudi menjadi salah satu lulusan pesantren yang berhasil di dunia akademik. Dari Pesantren Termas di Pacitan, Jawa Timur.
Adapun pada pilkada 2007 dan 2012, partisipasi pemilih mencapai sekitar 65 persen. Sedangkan pilkada 2017 jumlahnya meningkat lebih dari 70%.
KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan radikalisme tidak boleh dibiarkan tumbuh di lingkungan kampus.
"Saya kira tahun ini dimungkinkan perguruan tinggi dibuka. Saya kira dengan cara terbatas, kapasitasnya terbatas, kemudian jamnya terbatas, kemudian mata kuliahnya terbatas," kata Ariza
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved