Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TIM penyidik koneksitas di bawah kendali Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Militer (JAM-Pidmil) mulai mendalami kontrak dengan perusahaan asal Lichtenstein, Navayo International AG, dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Satelit Komunikasi Pertahanan (Satkomhan) slot orbit 123 derajat Bujur Timur di Kementerian Pertahanan pada 2012 sampai 2021.
Sebelumnya, penyidikan dugaan korupsi terkait kontrak dengan perusahaan asing lain, yakni Avanti, telah rampung dikerjakan penydidik koneksitas dengan menetapkan tiga orang tersangka, salah satunya mantan Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan Kemenhan periode Desember 2013 sampai Agustus 2016 Laksamana Muda (Purn) Agus Purwoto.
"Sekarang kami fokus menyidik terkait kontrak dengan Navayo," ujar JAM-Pidmil Laksamana Madya Anwar Saadi saat dikonfirmasi, Kamis (7/7).
Berdasarkan audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), kontrak sewa Satelit Artemis dengan pihak Avanti telah merugikan keuangan negara sebesar Rp500,579 miliar. Selain karena nihilnya Surat Keputusan dari Menteri Pertahanan saat itu, kerugian disebabkan oleh spesifikasi satelit yang tidak sama dengan satelit sebelumnya, sehingga tidak bisa difungsikan dan tidak bermanfaat.
Rasuah itu dilakukan Agus bersama dua tersangka lain dari unsur sipil swasta, yakni Direktur Utama PT Dini Nusa Kusuma (DNK) Surya Cipta Witoelar dan Komisaris Utama PT DNK Arifin Wiguna. Ketiganya dijerat dengan Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo asal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Baca juga: Kejagung Periksa Saksi PT Dini Nusa Kusuma Terkait Korupsi Satelit Kemenhan
Saat dikonfirmasi, Anwar belum bisa memastikan kemungkinan bertambahnya jumlah kerugian keuangan negara dalam perkara tersebut. Ia juga enggan menjawab dengan gamblang soal pihak lain yang mungkin ditersangkakan.
Anwar menekankan, penyidikan dugaan korupsi satelit itu tetap berkoridor pada asas kepastian hukum, asas keadilan hukum, dan asas kemanfaatan hukum.
"Nanti kita lihat ya, nanti diumumin," ucap Anwar.
Terpisah, Kepala Pusat Penerangan Hukum Ketut Sumedana mengatakan kemungkinan bertambahnya jumlah kerugian keuangan negra dan tersangka terkait kasus satelit masih ada.
"Semua masih bisa berkembang, kita lihat ke depan ya hasil penyidikannya," ujar Ketut.
Ia menjelaskan, pada Senin (4/7), jajaran penyidik koneksitas bersama ahli telah memeriksa barang-barang eks impor pengadaan User Terminal atau Ground Segment Satelit 123 derajat Bujur Timur yang dikerjakan Navayo di Kemenhan. Sejauh ini, tim ahli masih melakukan penelitian dan pendalaman terkait spesifiki teknis barang tersebut, termasuk dokumen dan prosedur importasinya.(OL-5)
Kenapa mereka berani mengusutnya? Apakah memang penegak hukum sudah kembali ke jalur yang semestinya dalam menegakkan hukum.
Benarkah hukum masih dijadikan alat pemukul dan sarana penindas? Betulkah ada yang meng-order Kejagung untuk menerungku Tom?
Dalam kasus ini mantan Kepala Ruangan Covid-19 RSUD Palabuhanratu berinisial HC sudah ditetapkan sebagai tersangka
Modus yang digunakan ketiga pelaku yaitu melakukan transaksi pembelanjaan fiktif pada sektor agribisnis
Europa lama dianalisis sebagai habitat potensial bagi kehidupan di luar Bumi di Tata Surya bersama kandidat lain, seperti Mars dan bulan Saturnus, Enceladus.
Satria memiliki kapasitas 150 Gbps atau tiga kali lipat dari keseluruhan kapasitas sembilan satelit yang saat ini digunakan Indonesia.
Israel kini menjadi negara ketujuh yang mampu mengirimkan pesawat luar angkasa untuk mengorbit Bulan. Enam negara lainnya, yakni Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, Tiongkok, India, dan Jepang. Selama ini baru AS (1959), Rusia (1966), dan Tiongkok (2013) yang sukses mendaratkan pesawatnya di Bulan.
Israel mencoba untuk menjadi negara ke-empat yang mendarat di bulan.
Pembangunan SATRIA-1 di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada 18 Agustus 2021 menjadi tonggak utama percepatan transformasi digital di Indonesia.
Negara-negara dunia memiliki sejumlah satelit yang mengorbit di antariksa yang digunakan untuk berbagai kepentingan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved