Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Survei SMRC: Pasangan Anies-AHY Berpeluang Menang

 Sri Utami
07/4/2022 16:55
Survei SMRC: Pasangan Anies-AHY Berpeluang Menang
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menemui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) di Balai Kota DKI Jakarta, tahun lalu.(MI/ANDRI WIDIYANTO)

HASIL survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukan pasangan Anies Baswedan- Agus Harimurti Yudhoyono memiliki peluang untuk menang pemilihan presiden dan wakil presiden.

Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas, dalam presentasi hasil survei, Kamis (7/4) memprediksi kemungkinan pemilihan presiden mendatang maksimal hanya diikuti oleh tiga pasangan mengingat presidential threshold yang cukup tinggi 20%.

Pembentukan pasangan calon presiden-wakil presiden dapat ditentukan oleh pola hubungan antar partai untuk berkoalisi.

"Pertama, jika ideologi penting, maka partai paling kebangsaan dan partai paling Islam mungkin tak mudah berkoalisi. PDIP dan PKS mungkin tak berkoalisi di tingkat nasional.Partai-partai lain di antara dua partai tersebut dapat saling berkoalisi baik dengan PDIP maupun PKS,” terang Abbas.

Faktor kedua yakni komunikasi antara elite partai dan erdapat beberapa partai yang menurutnya tidak mudah berkomunikasi.

Hal tersebut bukan karena ideologi tapi suasana kebatinan di antara pemimpin partai seperti PDIP versus Demokrat dan versus NasDem ternasuk NasDem versus Gerindra.

Baca juga : Ganjar dan Anies paling banyak Disebut dan Diinginkan Menjadi Presiden

“Karena itu kemungkinan PDIP tidak berkoalisi dengan Demokrat maupun NasDem. Sementara NasDem mungkin tak bisa berkoalisi dengan Gerindra,” katanya.

Faktor ketiga adalah adanya partai tiga besar, yaitu PDIP, Golkar, dan Gerindra. Dia memperkirakan kemungkinan masing-masing partai menuntut kadernya jadi nomor 1 atau miminal nomor 2.

"Maka Prabowo, Puan dan Airlangga mungkin akan maju untuk nomor 1 atau nomor 2. Dan faktor keempat adalah intensitas untuk menjadi calon nomor satu," jelas Abbas

"Ini ditemukan pada sosok Prabowo yang secara intens didorong oleh partainya Gerindra untuk menjadi calon presiden. Faktor kelima adalah pertimbangan elektabilitas calon. Tiga nama dengan elektabilitas teratas adalah Prabowo, Ganjar, dan Anies," rincinya.

Kombinasi antara kelimanya mungkin bisa melahirkan tiga poros calon. Salah satu kemungkinannya adalah poros Gerindra-PDIP, Golkar, dan NasDem-Demokrat. PAN dan PPP bisa menggenapi Golkar. Sedangka PKS berpeluang menggenapi Nasdem-Demokrat.

"Pada poros Gerindra-PDIP, karena Prabowo harus nomor satu dan Puan Maharani memiliki elektabilitas yang terlalu di bawah, maka Puan mungkin akan menerima menjadi nomor dua," ungkap Sirojudin.

Sementara itu karena elektabilitas Airlangga Hartarto terlalu lemah, maka kemungkinan akan mencari calon yang paling kompetitif dan nama Ganjar Pranowo adalah alternatifnya. Tapi terbuka juga kemungkinan Airlangga menjadi nomor 1 dan Ganjar nomor 2.

Lebih lanjut diterangkan poros Nasdem-Demokrat-PKS dapat mencalonkan Anies Baswedan karena elektabilitasnya cukup baik.

Sementara NasDem dan PKS tidak punya kader yang kompetitif. Abbas memprediksi bahwa AHY bisa diterima sebagai pendamping Anies karena cukup kompetitif dibanding nama tokoh partai yang lainnya.

“Hasilnya, pasangan Anies-AHY mendapatkan 29,8% suara. Ganjar-Airlangga 28,5%. Prabowo-Puan 27,5%. Masih ada 14,3% yang belum menentukan pilihan,” papar Abbas.

Abbas melanjutkan jika Airlangga menjadi Capres dan berpasangan dengan Ganjar Pranowo sebagai cawapresnya, dalam simulasi pilihan terhadap tiga pasangan (Airlangga-Ganjar vs Anies-AHY vs Prabowo-Puan), pasangan pasangan Anies-AHY mengalami penguatan dukungan menjadi 32,3% disusul Prabowo-Puan 29%. Sementara suara Airlangga-Ganjar ada di bawah keduanya secara signifikan, 22,6%. Masih ada 16,1% yang belum menentukan pilihan. (Sru/OL-09).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya