Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
Pengamat Pertahanan dan Militer Robi Sugara mengatakan terkait perang Rusia-Ukraina, Indonesia harus banyak belajar apa yang pernah dilakukan oleh Turki Usmani di masa lampau ketika merespon Perang Dunia I di Eropa yang pecah pada 1914.
Saat itu, lanjut Pengajar Keamanan Internasional Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut Turki Usmani sikapnya terbelah ke dalam tiga sikap. Sikap pertama, mendukung Prancis, Inggris Raya dan Rusia. "Sikap kedua, mendukung Austria-Hungaria dan Jerman. Dan sikap ketiga mengingnkan netral dan tidak bersikap," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (28/2).
Ia mengatakan bagi yang menghendaki dukungan kepada Prancis, Inggris dan Rusia berarti mereka yang pernah mengenyam pendidikan di Barat dan Kemal Atatruk salah satunya. Sementara yang setuju untuk mendukung Austria-Hungaria dan Jerman beralasan sebagai sikap perlawanan pada Inggris dan Prancis yang selama ini ditengarai membiayai kelompok pemberontak di Timur Tengah untuk melemahkan kekaisaran Turki Usmani. "Kemudian bagi yang bersikap netral sebab, perang terjadi di Eropa yang jaraknya juga jauh dengan Turki sehingga tidak perlu melakukan dukungan diantara yang bertikai," tuturnya.
Robi melihat Turki Usmani memilih untuk mendukung Austria-Hungaria dan Jerman. Dari situ, Turki yang saat itu Alat Utama Sistem Senjata Turki sangat lemah diberikan bantuan uang dan persenjataan dari Jerman karen dukungan tersebut. “Tapi Austria-Hungaria dan Jerman akhirnya kalah pada peperangan itu pada 1918 dan tak lama setelah itu, Turki Usmani bubar kekaisaranya,” terang Robi.
Dari sini, Robi melihat apa yang dialami oleh Turki harus jadi bahan pelajaran oleh pemerintah Indonesia. Indonesia sampai hari ini masih memegang kebijakan politik luar negerinya non-blok alias tidak berpihak pada polarisasi politik yang terjadi di luar negeri, khususnya perang. “Jadi Indonesia harus tetap netral dan berhati-hati untuk berkomunikasi,” ungkap Robi.
Jadi komunikasi politik kebijakan luar negeri Indonesia harus satu komando yang harus bersumber dari Presiden langsung. “Jangan sikapnya berbeda-beda antara Presiden, kementrian luar negeri, kementrian politik dan HAM, dan kementrian pertahanan,” saran Robi.
Robi melanjutkan sebaiknya pejabat publik Indonesia jangan terlalu banyak bicara soal perang di Ukraina sebab takut kepleset. “Sampai hari ini, saya melihat komunikasi publik pejabat Indonesia umumnya masih buruk,” pungkas Robi yang juga direktur Indonesia Muslim Crisis Center. (OL-12)
Citra setelit menangkap gambar Gunung Berapi Klyuchevskoy di Rusia yang memuntahkan gumpalan asap sepanjang 1.600 kilometer ke atmosfer bumi.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan tekanannya terhadap Rusia dengan mengancam akan memberlakukan tarif tinggi dan membuka jalur baru pengiriman senjata ke Ukraina.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tenggat waktu kepada Rusia untuk mengakhiri konflik di Ukraina dalam waktu 50 hari.
SERANGAN intensif Rusia ke kota-kota Ukraina, termasuk Kyiv, berlangsung dengan ratusan rudal balistik. Presiden AS Donald Trump mengirimkan tambahan pertahanan udara ke Ukraina
Donald Trump mengeluarkan ancaman baru terhadap Rusia berupa tarif sekunder sebesar 100% jika tidak tercapai kesepakatan damai dengan Ukraina dalam waktu 50 hari ke depan.
Presiden Donald Trump akan mengirimkan senjata ke Ukraina dan menjatuhkan saksi dagang ke Rusia, jika perdamaian tidak tercapai 50 hari kedepan.
Sebelum Indonesia, Vietnam menjadi ukuran keberhasilan negosiasi dengan pemeritnah Amerika Serikat.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertolak ke Brussel, Belgia, mendampingi Presiden Prabowo Subianto bertemu pimpinan tertinggi Uni Eropa untuk mempercepat IEU-CEPA
Keputusan tarif tersebut telah dirancang jauh sebelum Indonesia secara resmi diterima sebagai anggota penuh BRICS.
Donald Trump pada hari Kamis (10/7) menyatakan rencananya untuk menetapkan tarif menyeluruh sebesar 15% atau 20% untuk sebagian besar negara mitra dagang.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi menaikkan tarif impor terhadap barang dari 22 negara.
INDONESIA tengah berada di bawah ancaman tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved