Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PERKEMBANGAN teknologi yang masif belakang ini memberikan kemudahan akses terhadap akses informasi yang diterima oleh semua pihak, namun dibalik itu juga ada risiko yang harus diantisipasi. Maraknya informasi yang dapat diakses membuat masyarakat sulit untuk memilah mana informasi yang benar dan informasi bohong.
Ibarat pisau bermata dua, teknologi juga kerap menimbulkan efek samping yang cukup mengkhawatirkan. Misalnya, penggunaan sosial media untuk kampanye melakukan aksi teror yang terus terjadi. Korbannya pun tak pandang bulu, baik yang berpendidikan tinggi maupun rendah bisa terpapar paham radikal yang disebar melalui sosial media.
Solahudin Hartman, pakar terorisme Indonesia yang mewawancarai narapidana terorisme rentang tahun 2002 hingga 2012 menyebut rata-rata pelaku teror membutuhkan waktu 5-10 tahun sejak pertama kali terpapar paham radikal sampai dengan terlibat aksi terorisme.
"Kini teknologi dapat mengubah orang biasa menjadi orang radikal hanya dalam kurun waktu 1 tahun saja. Kelompok teror memandang bahwa radikalisasi online sangat efektif, terlihat dari data kenaikan forum diskusi kelompok ISIS di sosial media dari 180 kali pada 2018 menjadi 335 kali pada 2019. Ini fakta yang mengkhawatirkan!," ujarnya.
Melihat fakta itu, Peace Generation didukung oleh Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2) menyelenggarakan acara K-Hub Fellowship pada, kamis (17/2), sebuah workshop peningkatan kapasitas organisasi perdamaian Indonesia dalam bidang riset data, penulisan kreatif, dan visualisasi konten perdamaian.
Baca juga : Deklarasi Pencapresan La Nyalla Dibubarkan Satpol PP
K-Hub Fellowship merupakan acara bagi aktivis PCVE untuk saling terhubung, berkolaborasi, dan meningkatkan kapasitas diri. Workshop diselenggarakan secara luring (offline) dan eksklusif bagi organisasi mitra K-Hub dengan mengundang para ahli di bidangnya sebagai mentor sehingga dapat memberikan pemahaman utuh terkait optimasi media untuk menyebarkan narasi perdamaian.
Pada gelaran kali ini, K-Hub Fellowship mendatangkan narasumber ahli diantaranya Ismail Fahmi (Founder Drone Emprite), Rahadian Prajna (Eks Wapemred Lokadata & Beritagar), Husein Abdulsalam (Produser Narasi), Nadya Zahwa Noor (Illustrator Tirto) dan Mawa Kresna (Managing Editor Project Multatuli).
Terdapat 28 NGO Perdamaian yang mengikuti acara K-Hub Fellowship 2022 di antaranya Wahid Foundation, PUSAD Paramadina, Indika Foundation, Maarif Institute, dan organisasi lainnya. Harapan dari acara K-Hub Fellowship, para peserta yang merupakan admin, desainer grafis, dan penulis dari NGO perdamaian di Indonesia meningkat kapasitasnya dalam menciptakan konten-koten perdamaian yang berbasis data dengan penyampaian yang kreatif dan menarik bagi khalayak luas.
“K-Hub Fellowship 2022 ini selain untuk peningkatan kapasitas, juga sebagai sarana pertemuan komunitas perdamaian untuk makin erat menarasikan damai dengan keren di media sosial,” Kata Irfan Amalee, Direktur Peace Generation Indonesia.
Sebagai sebuah platform untuk menghubungkan dan memperkuat kolaborasi komunitas masyarakat sipil dan pemerintah, K-Hub berupaya memberikan sumbangsih dalam pencegahan juga penanggulangan ekstremisme kekerasan (PCVE) di Indonesia. Dengan visi untuk memetakan inisiatif PCVE di Indonesia dan membantu organisasi PCVE dalam proses pengambilan keputusan berbasis data melalui layanan digital interaktif yang terpadu. Inisiatif penting K-Hub Fellowship ini perlu dibagikan kepada semua orang untuk mendukung NGO perdamaian dalam menyebarkan konten damai di media sosial. (RO/OL-7)
Presiden Prabowo Subianto menyoroti maraknya perilaku masyarakat yang merasa paling tahu segalanya, terutama soal isu-isu politik dan pemerintahan.
RAMAI di media sosial tentang trend (tren) baru yaitu garis merah di atas kepala atau disebut S-Line. Kemunculan tren ini diawali dengan viralnya drama Korea terbaru yang berjudul S-Line.
WARGA Desa Senteluk, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan peningkatan keterampilan digital atau digital skill.
Pelajar bernama Keimita, asal Kabupaten Bekasi, menjadi perhatian publik setelah video curhatnya viral. Dalam video itu, ia mengaku sedih karena kesulitan mendaftar sekolah negeri.
Kritik tak selalu berarti penolakan, melainkan bentuk cinta terhadap negeri.
Pemerintah berupaya memperluas basis pajak dan mengoptimalkan penerimaan negara. Salah satunya membidik pengenaan pajak berbasis media sosial dan data digital di tahun depan.
INDONESIA mencatatkan nihil kasus serangan terorisme sejak tahun 2023 hingga saat ini, pertengahan tahun 2025. Hal itu disebut berkat peran dari berbagai pihak.
PAKAR terorisme Solahudin menyebut Indonesia saat ini berada di era terbaik dalam penanganan terorisme berkat strategi kolaboratif antara soft approach dan hard approach.
BNPT menyebut seorang perempuan yang sejatinya memiliki nilai keibuan, justru secara sengaja atau tidak sengaja menjadi aktor penting di dalam berbagai peristiwa atau aktivitas terorisme.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
GURU Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Mirra Noor Milla menyatakan Indonesia berhasil menekan aksi terorisme dengan mencatatkan nol serangan dalam dua tahun terakhir.
Insiden mengerikan terjadi saat perayaan kemenangan Liverpool di Liga Premier Inggris. Ketika sebuah mobil menabrak supporter
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved