Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pengamat: Pelibatan Densus 88 di Papua Tidak Efektif

Emir Chairullah
08/11/2021 13:20
Pengamat: Pelibatan Densus 88 di Papua Tidak Efektif
Ilustrasi Densus 88 di Papua.(Antara )

PENGAMAT Papua Adriana Elisabeth menilai wacana melibatkan Tim Densus 88 dalam mengatasi kekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua tidak bisa berjalan efektif. Pasalnya, penyematan label teroris justru menambah keruwetan dalam menyelesaikan konflik kekerasan di wilayah tersebut. 

“Sejak awal saya tidak sepakat dengan pelabelan teroris ini. Apalagi sekarang mau melibatkan Densus 88. Justru membuat masalah menjadi ruwet,” katanya ketika dihubungi Media Indonesia, Senin (8/11).

Adriana meyakini kemungkinan besar Densus 88 pun juga tidak sepakat dengan pelibatan tim mereka untuk menumpas KKB dan mengakhiri kekerasan. Berdasarkan diskusi dirinya dengan Kepala Densus 88, mereka bersepakat akar persoalan kekerasan di Papua bukan akibat tindakan terorisme yang dilakukan KKB atau TPNPB-OPM. 

“Akar persoalan kekerasan di sana akibat separatisme karena ketidakpuasan sebagian masyarakat Papua bergabung dengan Indonesia. Jadi beda persoalan,” ujarnya sambil menyebutkan isi pesan percakapannya dengan Kepala Densus.

Baca juga: Baku Tembak TNI/Polri dengan Separatis Terjadi Lagi di Intan Jaya Papua

Selain itu, tambahnya, apabila pelabelan teroris, termasuk pelabelan kriminal, ini tetap diberlakukan, pemerintah bakal semakin sulit untuk menggunakan solusi dialog dalam menyelesaikan konflik Papua. “Pelabelan teroris ini juga menyakiti sebagian masyarakat Papua karena saudaranya dilabeli teroris oleh pemerintah,” ujarnya.

Karena itu, lanjutnya, pemerintah seharusnya tidak menyelesaikan konflik Papua ini secara parsial dengan pelabelan tersebut. “Kalau mengakhiri konflik ya dicari juga siapa yang memasok senjata ke KKB itu,” pungkasnya. (P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya