Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
DEWAN Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meluncurkan aplikasi E-Ladumas Otentik untuk penanganan laporan dugaan pelanggaran tugas, wewenang, dan kode etik di lingkungan KPK. Masyarakat diharapkan semakin mudah melaporkan aduan terkait kerja-kerja komisi antirasuah.
"Ini akan lebih memudahkan masyarakat untuk menyampaikan laporan kepada Dewas KPK. Dalam pengalaman satu tahun ini, Dewas cukup banyak menerima pengaduan masyarakat yang berhubungan tentang pelaksanaan tugas dan kewenangan KPK maupun dugaan pelanggaran kode etik," kata Ketua Dewas KPK Tumpak Hatorangan Panggabean dalam seremoni peluncuran di Gedung ACLC KPK, Jakarta, Kamis (24/6).
Dengan adanya sistem pelaporan baru itu, kata Tumpak, pengawasan yang ada di Dewas KPK akan lebih efektif dan efisien. Pasalnya, penerima laporan dan pelapor akan bisa berkomunikasi intensif mengenai informasi dan kelengkapan aduan. Selama ini, kata dia, proses yang ada lama lantaran penanganan lazimnya melalui surat fisik maupun surat elektronik.
E-Ladumas Otentik merupakan fitur pengembangan dari aplikasi KPK Whistleblower System (KWS) sebagai tindak lanjut adanya tugas Dewas KPK sebagai organ baru berdasarkan UU Nomor 19 Th 2019. Aplikasi ini berfungsi untuk menerima pengaduan masyarakat terkait pengawasan tugas dan wewenang KPK.
Kemudahan aplikasi ini di antaranya masyarakat sebagai pelapor dapat mengaksesnya secara online dimana saja dan kapan saja melalui perangkat komputer atau gawai pribadinya melalui website https://kws.kpk.go.id.
Pelapor hanya perlu melakukan registrasi atau log in kemudian mengisi aduan sesuai form yang telah disediakan.
Pelapor bisa merahasiakan identitasnya dan melakukan komunikasi secara intens kepada petugas E-Ladumas Otentik untuk melengkapi data dan keterangan tambahan yang diperlukan. Pelapor juga bisa memantau perkembangan pengaduannya melalui aplikasi ini.
Anggota Dewas KPK Albertina Ho menyampaikan jumlah laporan pengaduan terkait tugas dan wewenang KPK selama 2020 sebanyak 242 laporan. Untuk dugaan pelanggaran etik meningkat dari tahun sebelumnya.
Selama 2020, kata dia, Dewas menerima 30 laporan etik sedangkan di hingga pertengahan tahun ini tahun ini sudah ada 37 pengaduan.
"Ini mungkin warning juga untuk kita sesama insan KPK, kenapa pengaduan etiknya sangat meningkat di 2021. Apakah ini karena pembinaan atau internalisasi kode etik itu kurang atau bagaimana terjadi peningkatan secara tajam. Bisa jadi juga masyarakat betul-betul sekarang menggunakan saluran-saluran yang disediakan oleh Dewas," ucapnya. (Dhk/OL-09)
KPK menduga dana yang disiapkan untuk menyuap mencapai Rp46 miliar
Pada Selasa, 1 Juli 2025, penyidik KPK menggeledah sejumlah lokasi untuk mencari bukti tambahan kasus dugaan suap dalam proyek pembangunan jalan yang dikelola Dinas PUPR Sumut
KPK membantah tudingan telah melanggar hak asasi manusia (HAM) dalam penangkapan mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Nurhadi.
Nurhadi Abdurachman, kembali ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Minggu (29/6) dini hari atau selang sehari dari jadwal pembebasannya sesuai putusan pengadilan.
Rumah gedong yang diduga milik Topan berada di perumahan elite di Kecamatan Medan Tuntungan. KPK belum bisa memastikan kabar kepemilikan hunian tersebut.
BANK-bank yang mayoritas kepemilikan sahamnya oleh asing akan diwajibkan membangun pusat data di Indonesia
DFINITY Foundation dan ICP HUBS Network akan menggelar World Computer Hacker League 2025 (WCHL25). Acara itu berlangsung selama empat bulan dari Juli hinggga Oktober 2025.
Aplikasi ini mampu menghadirkan keseruan bermain game online bersama teman hingga keluarga
Mengusung tema Fawntastic World, Fawna memperkenalkan berbagai fitur terbaru untuk mempermudah perawatan hewan serta memperkuat komunitas pecinta satwa di Tanah Air.
First Mate akan merancang, memproduksi, dan membagikan konten tentang bahasa dan budaya Korea melalui berbagai platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.
Aplikasi ini menjadi jembatan antara teknologi finansial dan kebutuhan nyata para trader di Indonesia karena mudah diakses, transparan, dan terpercaya.
Konsumen merasa tertipu, karena harga awal yang ditampilkan berbeda dengan total yang harus dibayar. Ini tentu menimbulkan ketidakpercayaan dan membuat loyalitas konsumen menurun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved