Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
AKSI teror yang kembali terjadi di Indonesia menjadi perhatian Kodam Jaya untuk turut serta melawan paham-paham radikalisme yang ada di masyarakat, khususnya remaja dan anak-anak. Hal itu mereka tunjukan dengan menginisiasi peluncuran Jayakarta Benteng Pancasila.
Jayakarta Benteng Pancasila merupakan program Kodam Jaya dengan menggerakkan sekitar 6.000 Bintara Pembina Desa (Babinsa) di wilayah DKI Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, dan Bekasi. Tujuannya untuk membentuk Kampung Pancasila guna menanamkan kembali nilai-nilai luhur Pancasila berikut penerapannya, seperti yang diamanatkan oleh para Bapak Pendiri Bangsa (Founding Fathers) melalui pengenalan dan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya remaja dan anak-anak.
Baca juga: Pangdam Jaya Minta RS Layani Masyarakat tidak Pandang Bulu
Selain Kampung Pancasila, penanaman nilai-nilai Pancasila juga dilakukan melalui berbagai kanal media sosial yang kerap diakses masyarakat dengan unggahan beragam konten yang sarat akan unsur kebhinekaan, toleransi, dan nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
“Kita akan memberikan pemahaman tentang Pancasila tersebut melalui media sosial, baik melalui TikTok, Instagram, Facebook, Twitter, Youtube dengan cerita pendek, komik dan sebagainya. Inilah kesempatan kita untuk menyampaikan sedini mungkin kepada mereka bagaimana itu keragaman, bagaimana itu kebersamaan, bagaimana itu gotong royong, bagaimana mencintai sesama, bagaimana rasa kepedulian dan bagaimana menghormati sesama agama lain,” tutur Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman seusai acara peluncuran program itu di Aula Sudirman, Makodam Jaya, Cililitan, Jakarta, Rabu (7/4).
Lebih lanjut Dudung juga mengungkapkan bahwa program ini juga sejalan dengan Revolusi Mental yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Selain itu juga untuk membantu upaya BPIP dalam melakukan pembinaan nilai-nilai Pancasila.
“Mestinya yang melakukan itu kami dari BPIP, tapi Pangdam Jaya sudah mengambil inisiatif, mendahului, yang akhirnya ini adalah semacam sinergi, kerja sama.” tambah Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi di kesempatan yang sama.
Peluncuran program Jayakarta Benteng Pancasila ini turut diikuti secara daring oleh berbagai satuan dan instansi di wilayah naungan Kodam Jaya. Program itu diharapkan bisa memunculkan kesadaran di masyarakat, khususnya remaja dan anak-anak akan pentingnya menjaga toleransi di tengah keberagaman sebagai bangsa Indonesia, serta menangkal berbagai paham radikal yang berpotensi menimbulkan aksi teror seperti yang telah terjadi beberapa waktu lalu. (TH/A-1)
Penyuluh deradikalisasi Gunawan bercerita bagaimana mendekati para eks narapidana terorisme (napiter) dengan pendekatan yang lembut, manusiawi, dan membutuhkan waktu yang panjang.
KELOMPOK Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Bidang Kerjasama Internasional Darmansjah Djumala menegaskan pembubaran Jamaah Islamiyah (JI) pantas diapresiasi.
JUMARDI, yang akrab disapa Ardi, dikenal di kampungnya sebagai juragan ikan. Perjalanan hidup Ardi, yang pernah mengarungi masa kelam dalam aksi terorisme,
Pemerintah perlu menyiapkan program pencegahan yang lebih tepat dalam memecahkan akar masalah intoleransi hingga terorisme di tanah air.
Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai metamorfosis gerakan dan paham radikalisme.
Efektivitas program tersebut harus menyentuh konseling, pelatihan keterampilan, dan reintegrasi sosial.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved