Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
BUDAYA nasional merupakan aset sekaligus obat untuk mencegah penyebaran paham radikal dan teror. Untuk itu, PDIP mengajak semua elemen masyarakat untuk kembali dan menggali warisan leluhur.
"Kita sungguh berduka, kesekian kalinya ada bom bunuh diri. Suatu gerakan anti-kemanusiaan yang mengoyak rasa kemanusiaan kita. Belajar dari hal tersebut, maka Pancasila betul-betul harus dibumikan," ujar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat meresmikan Rumah Budaya yang terletak di kantor pusat partai di Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (29/3).
Ia mengatakan rumah budaya yang dibangun PDIP dapat menggelorakan budaya nusantara yang begitu kaya nilai-nilai kemanusiaan. Rumah ini wujud ajakan PDIP kepada masyarakat dalam melawan gerakan asing.
"Gerakan asing yang mengoyak rasa kemanusiaan, seperti aksi teror bom ke gereja di Makassar," tegasnya.
Baca juga: Cegah Aksi Terorisme, Wagub DKI Minta Warga Jaga Jakarta
Rumah Budaya PDIP itu diserahterimakan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto kepada pengurus Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Pusat PDIP. Hasto lalu menjelaskan Bung Karno sudah menegaskan bagaimana Indonesia harus berkepribadian dalam kebudayaan.
"Dengan Rumah Budaya, kita gelorakan budaya nusantara, untuk menunjukkan inilah Indonesia kita. Inilah gerak PDI Perjuangan dengan seluruh kebudayaan, agar kita benar-benar berkepribadian di dalam kebudayaan," paparnya.
Sementara itu, Ketua BKN Pusat PDIP Aria Bima menyatakan pihaknya akan bergerak dengan berbagai aktivitas kesenian rakyat. Kemudian akan dikolaborasikan dengan seluruh badan kebudayaan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang akan dibentuk.
"Dengan Rumah Budaya, kita harus kontekstualisasikan Pancasila dengan lebih smart, kreatif, mendorong persatuan, kesejukan, dan narasi perdamaian. Kami harap dukungan seluruh rakyat untuk bisa melaksanakannya. khususnya kaum milenial," pungkasnya.(OL-5)
INDONESIA mencatatkan nihil kasus serangan terorisme sejak tahun 2023 hingga saat ini, pertengahan tahun 2025. Hal itu disebut berkat peran dari berbagai pihak.
PAKAR terorisme Solahudin menyebut Indonesia saat ini berada di era terbaik dalam penanganan terorisme berkat strategi kolaboratif antara soft approach dan hard approach.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
EKS narapidana terorisme (napiter) Haris Amir Falah mengungkapkan desa sering menjadi sasaran utama kelompok radikal dalam merekrut anggota baru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved