Isu Rasial Dimunculkan di Tengah Momentum Politik

Cahya Mulyana
11/2/2021 20:57
Isu Rasial Dimunculkan di Tengah Momentum Politik
Ilustrasi(AFP)

ISU rasial kerap diciptakan sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab untuk memecah belah masyarakat. Tionghoa dan Papua selalu dijadikan korban isu tercela ini dan tidak ada pencegahan serta penuntasan yang serius.

"Di Indonesia, isu ini kerap muncul saat momen politik. Ras paling sering menjadi korban adalah Tionghoa dan Papua. Terdapat kebencian dan ketakutan kolektif dan kerap dibangun untuk memecah belah masyarakat," ujar Wakil Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perempuan Mariana Amiruddin pada diskusi bertajuk Mencari Solusi Menangani Perilaku Rasis di Indonesia, Kamis (11/2).

Pada kesempatan itu hadir Wakil Ketua Eksternal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) Amiruddin Al Rahab dan Akademisi Universitas Negeri Jakarta Robertus Robet.

Menurut Mariana, rasialisme ditanamkan oleh penguasa pada era kolonial. Bentuknya dengan mengutamakan ras tertentu sementara yang lainnya diabaikan. "Contohnya dengan menggaungkan istilah pribumi dan nonpribumi oleh kolonial yang mempertajam diskriminasi," jelasnya.

Isu ini, kata dia, digiring oleh konstruksi berpikir dan mental kolonial yang meresap ke masyarakat. Ras paling sering menjadi korban adalah Tionghoa dan Papua.

Pelaku diskriminasi ras kerap menggunakan sarana media sosial. Produknya berupa ujaran mengenai penilaian dan ciri biologis seperti jenis rambut, hidung, warna kulit dan lainnya.

"Kulit putih disebut tidak berwarna sementara hitam atau cokelat disebut kulit berwarna. Padahal putih merupakan warna. Ujaran semacam ini menimbulkan kebencian dan diskriminasi di tengah masyarakat," paparnya.

Pada 2017 ketika Jakarta tengah menggelar kontestasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur, isu rasial kembali dibuat. Korbannya masih sama yakni Tionghoa. "Pilkada Jakarta, terdapat situasi di mana mencuatnya ajakan perkosa terhadap perempuan Tionghoa. Hal ini menunjukan kasus rasialis tidak ditangani serius," katanya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya