Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Hari Afro Sedunia: Perayaan Keindahan dan Simbol Perjuangan Melawan Diskriminasi

Nur Amalina
15/9/2024 09:13
Hari Afro Sedunia: Perayaan Keindahan dan Simbol Perjuangan Melawan Diskriminasi
Hari Afro Sedunia, yang diperingati setiap 15 September sejak 2017, merayakan keindahan rambut Afro dan berfungsi sebagai simbol perlawanan terhadap diskriminasi rasial. (freepik)

HARI Afro Sedunia merupakan peringatan tahunan yang tidak hanya merayakan keindahan rambut Afro tetapi juga berfungsi sebagai simbol perjuangan melawan prasangka dan diskriminasi rasial. 

Dirayakan setiap tanggal 15 September, Hari Afro Sedunia didirikan Michelle De Leon tahun 2017. Peringatan ini bertujuan memberikan ruang untuk memperingati rambut Afro sebagai bagian penting dari identitas budaya dan sejarah komunitas Afrika dan diaspora mereka. 

Pada 2024, Hari Afro Sedunia akan memperingati ulang tahunnya yang kelima, semakin menarik perhatian global. Salah satu pendukung utamanya adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang memiliki peran besar dalam memperkuat pesan-pesan perayaan dan advokasi dari gerakan ini.

Baca juga : Hari Afro: Merayakan Identitas dan Mendorong Perubahan dalam Gerakan Anti-Rasisme

PBB dan Dukungan untuk Kesetaraan Rasial

PBB, khususnya melalui Kantor Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia, telah terbuka mendukung Hari Afro Sedunia sebagai bagian dari upaya global melawan diskriminasi rasial dan prasangka terhadap penampilan fisik. Diskriminasi berbasis penampilan, terutama rambut Afro, masih menjadi masalah di banyak negara. 

Baik di tempat kerja, sekolah, maupun institusi sosial, rambut alami seringkali dipandang tidak profesional atau tidak sesuai standar kecantikan dominan. Di sinilah peran PBB menjadi krusial.

Baca juga : Tantangan Utama Afrika: Kemiskinan, Kesehatan, Lingkungan, dan Konflik Politik

Melalui dukungannya terhadap Hari Afro, PBB membantu mengangkat diskusi tentang kesetaraan dalam konteks identitas fisik dan budaya. Kampanye-kampanye anti-diskriminasi yang diluncurkan oleh PBB menjadikan rambut Afro sebagai simbol kebanggaan dan perlawanan terhadap standar kecantikan yang merugikan. Dukungan ini juga mencerminkan komitmen PBB terhadap hak-hak keturunan Afrika di seluruh dunia, mempromosikan kesetaraan dan keadilan bagi semua.

Meningkatkan Kesadaran melalui Pendidikan

PBB juga mempromosikan peringatan Hari Afro sebagai sarana pendidikan global. Pentingnya pendidikan tidak bisa diremehkan, karena sering kali hanya dengan pengetahuan yang tepat, stereotip dan prasangka bisa diatasi. 

Baca juga : Hari Afro Sedunia: Cara Menghargai dan Mendukung Rambut Afro

Dalam konteks ini, Hari Afro Sedunia dimanfaatkan untuk mendidik masyarakat tentang sejarah dan budaya di balik rambut Afro, serta tantangan diskriminasi yang masih dihadapi orang-orang berambut Afro hingga saat ini.

Melalui program-program UNESCO, PBB menekankan pentingnya pendidikan tentang keragaman budaya dan identitas fisik di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. Anak-anak diajarkan untuk memahami, menghargai, dan merayakan keindahan rambut Afro sejak usia dini, sehingga mereka dapat tumbuh dalam lingkungan yang menghormati semua bentuk ekspresi diri. 

Perjuangan Global melalui Platform Internasional

Baca juga : Hari Afro Sedunia, 15 September: Simak Sejarah, Timeline, dan Tujuannya!

Selain mendukung melalui kampanye kesetaraan dan pendidikan, PBB juga memberikan panggung internasional untuk merayakan Hari Afro. Michelle De Leon, pendiri Hari Afro Sedunia, bahkan telah diundang untuk berbicara di Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa karena karyanya yang luar biasa dalam memperjuangkan hak-hak komunitas Afrika melalui perayaan rambut Afro. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya PBB dalam mendukung gerakan yang melawan diskriminasi berbasis ras dan penampilan.

Mendorong Kebijakan Anti Diskriminasi

Peran lain yang dimainkan oleh PBB dalam Hari Afro adalah mendukung kebijakan nasional yang melindungi hak-hak individu untuk mengekspresikan identitas budaya mereka, termasuk rambut Afro. Di Amerika Serikat, misalnya, gerakan CROWN Act yang melarang diskriminasi terhadap gaya rambut alami di tempat kerja dan sekolah telah mendapat perhatian internasional. Meskipun ini merupakan inisiatif nasional, PBB melalui advokasinya turut memperkuat bahwa diskriminasi seperti ini melanggar hak asasi manusia.

Hari Afro Sedunia bukan hanya perayaan gaya rambut, tetapi juga simbol perlawanan terhadap rasisme dan diskriminasi. Dengan dukungan dari PBB, gerakan ini mendapatkan tempat di panggung internasional dan semakin kuat dalam mengedukasi, mempromosikan kesetaraan, serta mendorong perubahan kebijakan. (twinkl, The United Nations/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya