Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
DPR RI menilai pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 di 270 daerah berhasil secara kuantitatif dengan mendasarkan pada partisipasi pemilih mencapai 76%. Untuk memastikan perhelatan ini sesuai mutu demokrasi yang diharapkan.
"Secara kuantitatif dengan tingkat partisipasi masyarakat di pilkada kali mencapai 76% sangat baik. KPU berhasil menggelar pilkada ini," kata Anggota DPR RI Komisi II Aminurokhman kepada mediaindonesia.com, Kamis (24/12).
Menurut dia, perhelatan pilkada yang digelar di tengah pandemi sangat sulit dapat menyedot partisipasi sesuai yang ditargetkan KPU 76,5%. Namun target itu hampir tercapai berkat kerja sama semua pihak berikut meyakinkan keamanan dari covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan. Meski demikian pilkada di 270 daerah ini perlu dievaluasi khususnya mengenai kualitasnya. DPR ingin memastikan kepala daerah yang terpilih legitimit atau sesuai dengan kehendak rakyat.
"Untuk itu usai reses kita akan melakukan evaluasi dengan KPU, Bawaslu dan pihak terkait," pungkasnya.
Sebelumnya survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan tingkat partisipasi warga dalam pilkada di era pandemi covid-19 lebih tinggi dari yang diperkirakan. Sekitar 76% warga yang tinggal di daerah pilkada ikut memilih pada 9 Desember 2020 atau lebih tinggi dari pilkada tanpa pandemi lima tahun lalu (69%).
Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad mengatakan survei nasional ini dilakukan dengan metode wawancara per telepon terhadap 1200 responden yang dipilih secara acak (random) pada 9-12 Desember 2020. Margin of error survei diperkirakan +/-2.9%.
Menurut Saidiman, partisipasi yang tinggi dalam pilkada ini konsisten dengan hasil survei sebelumnya yang menunjukkan bahwa publik tetap ingin punya kepala daerah yang mereka pilih secara langsung meski ada covid-19. Terungkap pula bahwa tingkat partisiapsi warga desa lebih tinggi daripada warga kota. Di desa, 80% warga mengikuti pilkada, sementara hanya 71% warga perkotaan yang melakukannya.
Bila dilihat tingkat pendidikan, kalangan yang paling rendah tingkat partisipasinya adalah lulusan perguruan tinggi. Hanya sekitar 54% warga berpendidikan tinggi ikut memilih, sementara 88% warga berpendidikan SMP dan 85% warga berpendidikan SMA ikut memilih.
baca juga: Elite Sudah Menunjukkan Keteladanan
Perbedaan antara kelompok umur tidak terlalu mencolok. Tingkat partisipasi paling rendah ditemukan di kalangan mereka yang berusia di bawah 25 tahun (70%), dan yang tertinggi adalah kelompok usia 41-55 tahun (79%). Faktor yang mempengaruhi secara signifikan adalah kekhawatiran tertular covid 19. Partisipasi dalam pilkada di kalangan yang mengaku sangat khawatir tertular virus korono hanyalah 66%, sementara partisipasi di kalangan yang kurang/tidak khawatir mencapai 87%. (OL-3)
Abdul menjelaskan, penyidik belum menahan tersangka karena pemeriksaan akan dilanjutkan.
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Yalimo, Papua sebagai penyelenggara pemilu dituding telah melakukan pelanggaran etik.
PAGUYUBAN Nusantara Yalimo Bangkit meminta MK untuk tidak mematikan suara rakyat Yalimo, dengan putusan yang semestinya
DEWAN Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memberhentikan dua anggota KPU Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari jabatannya.
Pilkada Serentak 2020 di 270 daerah tercatat sukses, meski dalam kondisi pandemi COVID-19. Pengalaman itu menjadi rujukan untuk penyelenggaraan berbasis manajemen risiko Pemilu 2024.
Ppartai politik juga harus ambil bagian dalam mendinginkan suasana dan mengajak pendukungnya untuk bisa menerima putusan MK.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved