Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Adanya Dilema dalam Mengelola Perbatasan di Tengah Pandemi

Emir Chairullah
03/12/2020 00:36
Adanya Dilema dalam Mengelola Perbatasan di Tengah Pandemi
Wilayah perbatasan(MI/Palce Amalo)

PEMERINTAH mengakui adanya dilema dalam mencegah pandemi covid-19 di wilayah perbatasan. Di satu sisi pemerintah harus mengawasi lalu lintas orang yang keluar masuk Indonesia agar tidak terjadi penularan virus, namun ada persoalan distribusi logistik yang harus juga diamankan agar masyarakat bisa bertahan hidup.

“Sementara aturan internasionalnya setiap orang yang hidup di perbatasan bisa lalu lalang untuk bertahan hidup,” kata Plt Sekretaris Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) Suhajar Diantoro dalam FGD Media Indonesia bertajuk ‘Kebijakan Wilayah Perbatasan dalam Penanganan Covid-19’ yang digelar secara daring, Rabu.

Ia mencontohkan, akibat kebijakan lockdown yang dilakukan pemerintah Malaysia, sejumlah komoditi pangan tidak bisa masuk atau keluar dari Indonesia. Padahal kehidupan orang di wilayah perbatasan harus dilindungi oleh kedua negara yang ada di perbatasan tersebut.

 “Ini memang kasus baru. Karena itu, langkah yang paling mungkin dilakukan dalam memngantisipasi penyebaran virus ini yaitu membawa orang yang melintas batas ke puskemas terdekat,” jelasnya.

Untuk mengatasi problem di wilayah perbatasan ini, tambah Suhajar, dibutuhkan peran kepala daerah setempat dalam menyediakan fasilitas kesehatan dan juga logistik untuk masyarakat lokal.

 “Selain menambah fasilitas kesehatan di sekitar perbatasan, kepala daerah kan bisa juga mendistribusikan logistik melalui perusahaan yang ada di wilayahnya,” ujarnya.

Baca juga : Penegakan Prokes, Kejaksaan Dukung Tindakan Represif Aparat

Suhajar menyebutkan, pemerintah saat ini terus mengoptimalkan peningkatan layanan di pos lintas batas negara (PLBN) yang saat ini dikelola. Di samping 7 PLBN yang sudah ada, pemerintah kini tengah membangun 11 PLBN baru di mana satu diantaranya sudah tuntas prosesnya.

“Seperti yang diminta Presiden, semua orang yang melintas batas akan dilayani dengan standar yang sama seperti di Bandara Soekarno Hatta,” tegasnya.

Sementara itu Sekda Provinsi Kepulauan Riau TS Arif Fadillah berharap adanya insentif dari pemerintah pusat terhadap pegawai penjaga perbatasan.

 “Ketidakpastian akibat pandemi ini membuat beban hidup yang dialami penjaga perbatasan lebih berat. Apabila masyarakat mendapatkan kompensasi, seharusnya pegawai perbatasan juga memperolehnya agar ada keseimbangan,” ujarnya.

Sekretaris Daerah Kalimantan Utara Suriansyah menambahkan, pihaknya juga berharap pemerintah pusat menambah alokasi anggaran untuk mengurus wilayah perbatasan. “Sehingga pelayanan petugas terhadap orang melintas wilayah perbatasan jauh lebih optimal,” katanya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya