Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Polda Papua Periksa 24 Saksi

Ykb/Che/Ant/X-8
04/11/2020 03:13
Polda Papua Periksa 24 Saksi
Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono(Medcom.id/Kausar)

TIM penyidik Polda Papua telah memeriksa 24 saksi terkait kasus pembunuhan terhadap Pendeta Yeremia Zanambani di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Sabtu (19/9) silam.

Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono menuturkan saksi-saksi tersebut dimintai keterangan untuk mengumpulkan alat bukti. Penyidik juga telah berkoordinasi dengan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk keperluan autopsi korban. “Namun, yang perlu diketahui, di TKP di Hitadipa, Intan Jaya, ini jaraknya sekitar 12 kilometer dari ibu kotanya di Sugapa,” papar Awi di Mabes Polri, Jakarta, kemarin

Setelah ada rekomendasi dari Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), lanjut Awi, keluarga sudah mengizinkan untuk dilakukan autopsi terhadap korban. Namun, tidak mudah untuk membawa korban ke rumah sakit.

Menurut Awi, tidak ada penerbangan atau pesawat yang melintasi jalur tersebut sehingga jasad korban harus dibawa terlebih dahulu melalui jalur darat hingga ke Distrik Hitadipa sejauh 12 km.

Polri awalnya hendak membawa jenazah korban dengan helikopter. Namun, rencana itu diurungkan karena di wilayah tersebut rawan serangan dari kelompok kriminal bersenjata.

Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyebutkan, dari hasil investigasi diduga pelaku pembunuhan Pendeta Yeremia ialah anggota Koramil Persiapan Hitadipa.

Komnas HAM pun me reko mendasikan kematian Yeremia diungkap hingga aktor yang paling bertanggung jawab serta membawa kasus itu kepada peradilan koneksitas.

Saat menanggapi temuan TGPF, Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III Kolonel Czi IGN Suriastawa mendukung perkara tersebut diusut tuntas, tetapi jangan hanya fokus pada satu kasus.

Suriastawa mengingatkan bahwa rangkaian kejadian di Intan Jaya menelan lima korban jiwa. Selain Pendeta Yeremia, 2 prajurit TNI dan 2 warga sipil lainnya juga meninggal dunia.

Menurut dia, dikesampingkannya seluruh fakta dari rangkaian kejadian itu akan mengaburkan masalah paling mendasar, yaitu keberadaan gerombolan kriminal bersenjata. (Ykb/Che/Ant/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya