Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Pilpres AS Memengaruhi Geopolitik Indonesia

M Ilham Ramadhan Avisena
02/11/2020 02:48
Pilpres AS Memengaruhi Geopolitik Indonesia
Pilpres AS Memengaruhi Geopolitik Indonesia(Reuters/AFP/Tim Riset MI-NRC)

PEMILIHAN Presiden Amerika Serikat pekan ini dinilai akan berpengaruh pada kondisi geopolitik dan perekonomian Indonesia. Hal itu karena dua kandidat, yaitu Joe Biden dan Donald Trump, memiliki orientasi politik luar negeri yang berbeda.

Dosen hubungan internasional UI, Dwi Ardhanariswari Sundrijo, mengatakan gagasan kebijakan politik luar negeri dari Biden akan berdampak baik pada hubungan multilateral negara-negara di dunia. Itu bertolak belakang dengan janji Trump selaku petahana untuk terus memproteksi AS secara ketat dan membatasi kerja sama dengan negara lain.

“Orientasi dua orang itu berbeda, satu probilateral dan yang satu realis. Biden lebih membuka peluang terkait kerja sama. Artinya, ketika Biden menang, akan lebih banyak area kerja sama yang sifatnya balance antara Indonesia dan AS,” ujar Dwi dalam Webinar LP3ES bertajuk Evaluasi Politik Luar Negeri dan Perubahan Ekonomi Global, kemarin.

Kondisi geopolitik Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo yang telah bergeser dari visi pragmatis menjadi keterbukaan diplomasi antarnegara juga berperan. Hal itu dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk berperan penting selaku negara terbesar di ASEAN.

Senada, peneliti dari Institute for Development on Economics and Finance yang juga dosen hubungan internasional UII, Zulfikar Rakhmat, menuturkan, bila Biden menang, kemungkinan kerja sama yang sama-sama menguntungkan akan terbuka.

Sementara itu, Associate LP3ES Gerardi Yudhistira menuturkan, kalaupun nantinya AS akan lebih terbuka terhadap kerja sama multilateral, Indonesia tetap akan berkutat pada persoalan utama. Salah satunya ialah kebijakan politik luar negeri yang cenderung lemah.

Di sisi lain, praktisi dari Kementerian Luar Negeri, Tjoki Aprianda Siregar, mengatakan Indonesia sebetulnya mendapatkan keuntungan dari perang dagang. Itu dilihat dari adanya relokasi pabrik ke Indonesia.

Terpisah, ekonom dari Center of Reform on Economics Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menyebutkan potensi kinerja ekspor RI terancam terganggu dan tidak berkembang bila Trump kembali terpilih. Itu tecermin dari perang dagang AS-Tiongkok yang membuat kinerja ekspor nasional di 2018 terganggu. “Ada potensi kinerja ekspor Indonesia akan tertekan karena melambatnya permintaan dari Tiongkok,” ujarnya saat dihubungi, kemarin.

Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Asosiasi Pengusaha Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan hasil pemilihan Presiden AS tidak akan berpengaruh signifi kan pada kondisi perekonomian Indonesia.

Biden, kata Shinta, menawarkan konsep kerja yang sama seperti yang dijalankan Trump. Meski begitu, Biden lebih memberatkan pada fair trade dalam mengemas misinya.

Pemungutan suara awal

AS mencatat rekor pada Sabtu (31/10), yakni 90 juta orang telah memberikan suara di awal pemilihan presiden. Hal itu lantaran Presiden Trump dan saingannya, Joe Biden, berkampanye di seluruh negeri untuk mencoba memengaruhi pemilih yang masih ragu-ragu.

Tingginya jumlah pemilih awal mencapai sekitar 65% dari total pemilih pada 2016. Itu mencerminkan minat yang kuat pada kontestasi tersebut dengan sisa kampanye tinggal tiga hari.

Jajak pendapat menunjukkan Trump masih di belakang Biden secara nasional. (AFP/Van/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya