Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Trump Kenakan Tarif Tambahan 25 Persen untuk India karena Impor Minyak Rusia

Thalatie K Yani
07/8/2025 05:04
Trump Kenakan Tarif Tambahan 25 Persen untuk India karena Impor Minyak Rusia
Donald Trump resmi mengeluarkan perintah tarif tambahan sebesar 25% terhadap India. Hal itu sebagai sanksi atas pembelian minyak dari Rusia.(White House)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump resmi mengeluarkan perintah eksekutif untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 25% terhadap India, sebagai sanksi atas pembelian minyak dari Rusia. Dengan kebijakan ini, total tarif atas ekspor India ke AS akan meningkat menjadi 50%, salah satu yang tertinggi yang pernah diberlakukan AS terhadap negara mitra dagang.

Tarif baru ini akan berlaku mulai 27 Agustus 2025, atau 21 hari setelah perintah dikeluarkan.

Tidak Adil

Kementerian Luar Negeri India langsung merespons kebijakan tersebut dengan menyebut tarif tersebut sebagai tindakan yang "tidak adil, tidak berdasar, dan tidak masuk akal." Dalam pernyataan resminya, India menegaskan akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional.

“Kami telah menyampaikan posisi kami secara jelas mengenai impor dari Rusia. Sangat disayangkan AS memilih untuk menghukum India atas tindakan yang juga dilakukan banyak negara lain demi kepentingan nasional mereka,” bunyi pernyataan tersebut.

Perang Ukraina-Rusia

Trump sebelumnya telah mengancam akan menaikkan bea masuk bagi India, menuding negara tersebut tidak peduli terhadap korban perang di Ukraina yang diakibatkan agresi militer Rusia. Gedung Putih menyatakan tindakan Rusia di Ukraina merupakan ancaman langsung bagi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri AS, sehingga dibutuhkan langkah-langkah yang lebih tegas.

India dianggap melemahkan upaya global melawan Rusia melalui pembelian minyak yang berkelanjutan. Pandangan yang sama bagi negara lain seperti Tiongkok dan Turki yang juga merupakan pelanggan utama energi Rusia.

Tarif tambahan ini diprediksi akan memukul ekspor unggulan India ke AS, seperti tekstil, perhiasan, suku cadang otomotif, dan produk perikanan. Namun, produk elektronik seperti iPhone dan produk farmasi masih dikecualikan untuk saat ini.

India sebelumnya menyebut pada awal konflik, AS justru mendorong India membeli gas dari Rusia demi menjaga stabilitas pasar energi global. India mulai mengalihkan impor ke Rusia setelah pasokan energi dari mitra tradisionalnya dialihkan ke Eropa.

Kebijakan ini mencerminkan kesiapan Trump untuk menjatuhkan sanksi ekonomi bahkan kepada sekutu strategis sekalipun. Analis memperingatkan negara-negara lain pun bisa menjadi target jika Trump melanjutkan strategi tarif sebagai alat tekanan menjelang tenggat sanksi baru terhadap Rusia yang jatuh pada Jumat mendatang. Dalam ancaman sebelumnya, Trump menyebut akan memberlakukan tarif 100% bagi negara mana pun yang masih membeli minyak dari Rusia.

Pennurunan Ekspor

Federation of Indian Export Organisations (FIEO) menyebut keputusan AS sebagai "sangat mengejutkan" dan memperkirakan sekitar 55% ekspor India ke AS akan terdampak. Sementara itu, lembaga think tank Global Trade Research Initiative (GTRI) memprediksi penurunan ekspor India ke AS sebesar 40–50%.

"India harus tetap tenang, tidak langsung membalas, dan menyadari bahwa negosiasi dagang yang bermakna tak bisa dilakukan dalam suasana ancaman dan ketidakpercayaan," ujar Ajay Srivastava, mantan pejabat perdagangan India sekaligus kepala GTRI.

Hubungan Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi selama ini dikenal hangat. Namun, kebijakan ini menunjukkan bahwa kepentingan strategis kedua negara bisa saja berseberangan, terutama dalam konteks geopolitik dan perdagangan energi. (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya