Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
DUA puluh satu tahun lalu, Yap Yun Hap, Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia angkatan 1996, tewas ditembak dalam perjuangan mempertahankan kebebasan sipil pada Tragedi Semanggi 2, 24 September 1999. Namun, lebih dari dua dekade berselang, sampai hari ini, kasus pelanggaran HAM berat yang menyertai kematiannya belum tuntas. Di kampus Universitas Indonesia, kisah Yap Yun Hap seolah pupus.
"Yap Yun Hap adalah simbolisasi penting dari zamannya yang menunjukkan bagaimana sosok mahasiswa Universitas Indonesia yang mau bergerak bersama rakyat menuntut perubahan demi Indonesia lebih demokratis dan bebas dari KKN (Korupsi-Kolusi-Nepotisme). Karenanya, sudah tiba waktunya untuk menghargai Yap Hun Hap secara layak," ujar Rika Handayani selaku Koordinator Panitia Bersama Memorialisasi Yap Yun Hap.
Karena itu, Panitia Bersama Memorialisasi Yap Yun Hap, yang terdiri dari perwakilan aliansi BEM Fakultas di Universitas Indonesia, kelompok alumni Universitas Indonesia dan aktivis Reformasi 1998, mendorong rektorat Universitas Indonesia untuk memberikan izin pendirian memorialisasi dan penunjukkan lokasi bakal didirikannya monumen mengenang Yun Hap dan perjuangan reformasi 1998.
Baca juga: Pemahaman Kebangsaan di NU Matang
Selain itu, Panitia Bersama juga mengadakan diskusi publik “Peran dan Tantangan Mahasiswa UI Masa Kini: 21 Tahun Setelah Yun Hap Pergi” tepat pada 24 September 2020.
Hadir dalam diskusi publik yang diadakan secara daring, Siti Azri Ulmi Ramadhanty (Mahasiswa Berprestasi FIB UI 2020, FIB UI 2017), Fajar Adi Nugroho (Ketua BEM Universitas Indonesia), Rieke Diah Pitaloka (anggota DPR RI, alumni UI yang bersama Yun Hap saat tertembak), Ani Sucipto (dosen FISIP UI, Napak Reformasi 98) dan Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan Indonesia, Ketua Panitia Bersama Memorialisasi Yap Yun Hap 2020).
Rangkaian kegiatan pengabadian atau memorialisasi Yap Yun Hap ini menjadi bagian untuk mengisi ruang narasi Yap Yun Hap yang masih minim untuk generasi mahasiswa selanjutnya. Panitia Bersama juga memandang di tengah situasi berbagai masalah mendera bangsa kita saat ini, semangat berjuang demi rakyat seperti yang diyakini Yap Yun Hap hingga akhir hayatnya patut dihidupkan kembali.
“Dukungan dan kepastian pemberian lokasi tempat monumen/patung Yap Yun Hap dan/atau perjuangan reformasi 1998 di kampus Universitas Indonesia akan menjadi catatan penting akan adanya itikad baik merawat ingatan lembaran sejarah bangsa. Langkah itu juga sejalan dengan visi pemerintah dan DPR RI untuk penegakan HAM dan nilai-nilai kebangsaan. Oleh karena itu, kami berharap agar dengan memorialisasi Yap Yun Hap ini, ingatan bersama itu hidup, tidak hanya di kalangan mahasiswa dan alumni Universitas Indonesia saja, tetapi meluas sehingga menjadi milik bersama bangsa Indonesia," pungkas Rika. (RO/OL-1)
Sebagaimana dirumuskan para pendiri bangsa, demokrasi Indonesia dibangun di atas kesepakatan kebangsaan—yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
SETELAH melalui polemik internal dan aksi massa yang menuntut pembenahan, Yayasan Rumah Sakit Islam (RSI) Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan pergantian dalam struktur pengurus
Rocky Gerung mengatakan bahwa momentum 27 tahun Reformasi bukan sekadar untuk diperingati, melainkan untuk diulangi dalam konteks perombakan struktur politik dan ekonomi Indonesia.
Aktivis 1998 dari berbagai kelompok dan daerah akan menggelar Sarasehan Aktivis Lintas Generasi, pada Rabu 21 Mei 2025.
DIREKTUR Eksekutif Amnesty Internasional Usman Hamid mengatakan jelang peringatan 27 tahun reformasi, kebebasan sipil dan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) semakin mundur.
Reformasi yang sudah susah payah dicapai Indonesia pasca 32 tahun Soeharto berkuasa, kini dipaksa putar balik kembali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved