Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Panglima: TNI Selalu Siap Hadapi Segala Spektrum Ancaman

Cahya Mulyana
14/8/2020 11:09
 Panglima: TNI Selalu Siap Hadapi Segala Spektrum Ancaman
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto(ANTARA/Hafidz Mubarak A)

PANGLIMA TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan TNI selalu dan akan siap menghadapi segala bentuk ancaman kedaulatan Indonesia.

Kiprah bukan hanya sebagai garda terdepan melawan pihak yang ingin mengganggu keutuhan Sang Garuda namun juga siap membantu bangsa melewati berbagai cobaan.

Berikut kutipan wawancara lengkap Media Indonesia dengan Panglima TNI dalam rangka HUT ke-75 Republik Indonesia.

Bagaimana TNI menjalankan tugas-tugas baru di tengah berkembangnya tantangan keamanan negara, termasuk dari ancaman bencana non alam semacam wabah penyakit maupun terorisme?

Saat ini sebetulnya tidak ada tugas-tugas baru. Seluruh kemungkinan ancaman tersebut sudah tercakup dalam tugas pokok TNI, baik dalam bentuk Operasi Militer untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP). TNI juga sudah memperkirakan bahwa ancaman akan semakin kompleks.

Oleh karena itu TNI terus berupaya meningkatkan profesionalisme prajurit dan satuan-satuan TNI. Pendidikan dan latihan para prajurit senantiasa ditingkatkan agar siap ditugaskan menghadapi berbagai kemungkinan. Modernisasi alutsista dilaksanakan secara bertahap sesuai kebijakan Pemerintah. Begitu pula pengembangan satuan dan gelar kekuatan TNI, disesuaikan dengan prioritas pembangunan nasional untuk membangun dari pinggiran.

Untuk menangani wabah penyakit, TNI memiliki rumah sakit rujukan dan Batalyon Kesehatan yang sudah dikerahkan untuk penanganan wabah. Saat terjadi wabah campak di Papua, satuan-satuan kesehatan TNI membantu Pemerintah sampai wabah tersebut teratasi. Memang kondisi geografis Indonesia memiliki kerentanan dari sisi banyaknya penyakit menular ataupun berbahaya, tidak hanya campak, tetapi juga demam berdarah ataupun malaria.

Selain itu TNI juga memiliki satuan nubika yang juga telah dikerahkan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Namun pandemi Covid-19 ini skalanya berbeda. Diperlukan kemampuan dan peralatan khusus sehingga TNI-pun berupaya untuk meningkatkan kemampuan rumah sakit rujukan yang dimiliki, Batalyon Kesehatan, serta satuan-satuan nubika. Memang pada pelaksanaannya dibutuhkan waktu disesuaikan dengan kebijakan dan kemampuan Pemerintah.

Sementara untuk menghadapi ancaman terorisme, TNI memiliki pasukan-pasukan khusus yang sangat terlatih dan bahkan diakui dunia internasional. Pasukan-pasukan tersebut telah pula diterjunkan untuk mendukung tugas Polri dalam penanganan teroris.

Apakah tugas yang baru baik di bidang terorisme dan bencana non alam menambah beban dan mengganggu fokus dalam menjaga kedaulatan negara dan bagaimana TNI menjalakan tugas-tugas tersebut secara bersamaan?

Seluruh tugas tersebut telah diatur dalam UU TNI. Dengan rincian tugas tersebut sudah tentu TNI telah berupaya untuk menyiapkan personel, satuan, dan alutsistanya, termasuk gelar satuan agar dapat melaksanakan tugas pokok dengan optimal. TNI membangun kemampuan dan mengedepankan konsep tri matra terpadu yang sarat dengan interoperabilitas. Dengan meningkatnya kemampuan tri matra terpadu tersebut, kemampuan TNI dalam melaksanakan tugas akan semakin baik.

Saat terjadi bencana alam beruntun di tahun 2018 lalu, TNI mengimplementasikan konsep tri matra terpadunya dengan membentuk Komando Tugas Gabungan Terpadu atau Kogasgabpad. Kogasgabpad mengkoordinasikan kekuatan dari ketiga Angkatan agar penanganan bencana alam tersebut dapat lebih optimal.

Saat ini TNI telah membentuk Komando Gabungan Wilayah Pertahanan atau Kogabwilhan, Komando Operasi Khusus TNI atau Koopssus TNI, Satuan TNI Terintegrasi atau STT di pulau terdepan dan strategis untuk mendukung pelaksanaan tugas TNI. Keterpaduan atau interoperabilitas kekuatan ketiga matra TNI telah menunjukan efektifitasnya saat penjemputan WNI di Wuhan yang tidak hanya mengerahkan pesawat TNI AU saja, tetapi melibatkan juga komponen lain, diantaranya pasukan khusus dari Koopssus TNI.

Konsep Kogabwilhan sesungguhnya dibangun agar TNI dapat menghadapi berbagai ancaman, berbagai trouble spot, di saat yang bersamaan. Dengan membawahi satuan-satuan dari ketiga Angkatan, Kogabwilhan menjadi perpanjangan tangan Panglima TNI dalam penanganan bencana alam ataupun menjaga kedaulatan di saat yang bersamaan. Penegakkan kedaulatan di Laut Natuna Utara bersamaan dengan penanganan pandemi Covid-19 menjadi salah satu contoh nyata.

Kogabwilhan I menangani WNI yang dievakuasi dari Wuhan, mengoperasikan Rumah Sakit Khusus Infeksi di Pulau Galang seraya tetap melaksanakan patroli memastikan kedaulatan di Laut Natuna Utara. Demikian pula dengan Kogabwilhan II dan Kogawbilhan III. Masing-masing harus mendukung program Pemerintah untuk menekan pandemi dengan tetap melaksanakan operasi lainnya di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.

Upaya apa saja yang dilakukan TNI dalam meningkatkan kapasitas Prajurit supaya mampu menjalankan tugas baru dan tugas utama hingga tantangan atau ancaman kedaulatan yang terus berubah dan semakin berat?

Prajurit TNI adalah aset utama yang dimiliki TNI, sehingga untuk meningkatkan kapasitas prajurit, TNI menjalankan program pendidikan dan pelatihan secara bertingkat dan berkesinambungan. TNI telah memiliki struktur pelatihan berjenjang dari mulai latihan perorangan, beregu, tingkat kompi dan batalyon, sampai dengan latihan dalam sekala yang lebih besar dengan melibatkan alutsista gabungan. Latihan-latihan tersebut terbagi dalam tiga kelompok besar yaitu Latihan Matra, Latihan Gabungan dan Latihan Bersama dengan negara sahabat.

Program pendidikan pembentukan TNI disesuaikan dengan kebutuhan untuk beradaptasi dengan ancaman. TNI juga merekrut prajurit-prajurit yang dibutuhkan kemampuan khususnya, seperti tenaga kesehatan ataupun personel pembinaan mental.

Saat ini, disamping pendidikan pengembangan yang diselenggarakan secara internal, TNI juga membuka peluang bagi personel TNI untuk mendapatkan pendidikan tinggi di luar TNI, baik di dalam maupun luar negeri. TNI juga memanfaatkan beasiswa di dalam dan luar negeri melalui program LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) Kemenkeu.

Mengenai rencana meminta TNI dalam penanganan terorisme, apakah TNI siap dan apa saja yang tengah dipersiapkan ?

TNI dengan kesiapsiagaan operasionalnya senantiasa siap untuk melaksanakan tugas negara, termasuk juga dalam bidang penanggulangan terorisme. TNI mendukung rencana ditetapkannya Peraturan Presiden tentang pelibatan TNI sebagai perwujudan dari amanat UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI dan UU NO. 5 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang.

Dalam melaksanakan operasi mengatasi aksi terorisme, TNI siap melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai penangkal, penindak dan pemulih. Pasukan-pasukan khusus TNI senantiasa memelihara dan meningkatkan kemampuannya. Demikian pula satuan-satuan kewilayahan TNI yang berperang sebagai unsur deteksi dini dan cegah dini, temu cepat dan lapor cepat. Dengan jangkauan di seluruh penjuru nusantara, tentunya aset-aset yang dimiliki TNI menjadi aset strategis negara dalam penanggulangan terorisme. Sudah tentu sasaran operasi yang akan diselesaikan oleh TNI merupakan sasaran yang sangat terpilih sesuai kebijakan negara.

Untuk meningkatkan interoperabilitas pasukan khusus tri matra, pada tanggal 30 Juli 2019 saya telah meresmikan Komando Operasi Khusus atau Koopssus TNI. Tujuan pembentukan Koopssus TNI ini guna meningkatkan efektifitas TNI dalam merespons berbagai spektrum ancaman yang membutuhkan operasi khusus yang dilaksanakan oleh gabungan dari prajurit-prajurit pasukan khusus tiga angkatan, termasuk ancaman terorisme.

TNI sangat aktif dan menjadi salah satu garda bangsa dalam menanggulangi virus korona, apakah ke depan TNI akan membuat program khusus untuk meningkatkan kesiapan Prajurit dalam menghadapi serangan serangan nirmiliter biologis?

Saat ini TNI memiliki Satuan Nubika di TNI AD setingkat kompi, di tiap Kodam dan Divisi Kostrad setingkat peleton, serta kapal-kapal kombatan TNI AL juga sudah dilengkapi dengan kemampuan Nubika. Dengan adanya pandemi Covid-19 maka TNI perlu meresponnya dengan meningkatkan kemampuan Nubika TNI.

Ke depan akan dibentuk Satuan Nubika dibawah Koopssus TNI yang akan meningkatkan kapasitas dan kemampuan Nubika. Disamping itu, TNI juga akan fokus meningkatkan kemampuan Rumah Sakit TNI dan menyiapkan SDM dalam bidang kesehatan untuk menghadapi berbagai ancaman biologi.

Apa saja yang di perlu diperhatikan negara terhadap TNI mulai dari isu kesejahteraan, kebutuhan, peningkatan SDM hingga alusista untuk mempermudah dalam menjalankan segala bentuk tugas yang diberikan?

Berdasarkan UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI, profesionalisme prajurit telah dinyatakan secara jelas. Setiap prajurit TNI harus terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik dan dijamin kesejahteraannya. Dengan mengacu pada UU, TNI telah menyusun program peningkatan kemampuan dan pengembangan TNI. Sesuai UU dan kemampuan negara, Pemerintah juga terus meningkatkan dukungan bagi prajurit dan satuan TNI, juga dari sisi kesejahteraan dan pemenuhan alutsista.

Gaji, berbagai bentuk tunjangan, termasuk juga tunjangan kinerja senantiasa diperhatikan negara. Demikian pula dengan kebutuhan akan rumah dinas dan fasilitas pendukung di pangkalan, baik untuk melaksanakan tugas maupun untuk kebutuhan keluarga prajurit seperti rumah sakit. Walaupun masih ada keterbatasan, negara secara bertahap membangun perumahan dinas serta melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Dalam menghadapi pandemi, negara memberikan dana khusus untuk meningkatkan kemampuan rumah sakit TNI.

Dalam peningkatan SDM, TNI memiliki program perekrutan, pendidikan, dan latihan. Tentunya program-program tersebut telah mendapatkan dukungan anggaran dari negara. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kompleksitas ancaman, TNI senantiasa mengevaluasi dan memperbaiki program perekrutan, pendidikan dan latihannya.

Adapun untuk modernisasi alutsista, TNI berpedoman pada rencana pembangunan kekuatan TNI menuju Minimum Essential Force atau MEF TNI. 

Memang sebagian alutsista TNI sudah berusia cukup tua, sehingga selain pengadaan alutsista untuk melengkapi kebutuhan, juga harus diperhitungkan penggantian alutsista berusia tua tersebut. Dalam pengadaannya harus mengutamakan kemampuan Industri Pertahanan dalam negeri serta peningkatan interoperabilitas alutsista ketiga angkatan.

Untuk itulah saat ini TNI sedang mengembangkan kemampuan network centric warfare sehingga dengan interoperabilitas yang tinggi antara alutsista tersebut, tugas yang dilaksanakan dapat berjalan secara optimal.

Terkait alutsista, selain pengadaan, pemeliharaan secara berkala tentunya masuk dalam prioritas anggaran. Terlebih intensitas penggunaan alutsista TNI sangat tinggi, khususnya dalam penanggulangan bencana alam yang terjadi di berbagai tempat.

Bagaimana menanggapi hasil survei yang masih menempatkan TNI sebagai instansi paling dipercaya publik? Apakah penilaian ini semakin memacu TNI untuk menjaga Profesionalitas?

TNI bekerja tidak berdasarkan nilai survey yang tinggi, tetapi sesuai dengan peran, fungsi dan tugas yang diberikan dan diamanatkan Undang-undang. Adapun hasil survei yang menunjukkan bahwa TNI merupakan salah satu lembaga yang dipercaya tentunya sangat membanggakan. Dalam hal ini TNI memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kepercayaan rakyat yang tinggi terhadap TNI. TNI memandang kemanunggalan TNI dan rakyat sebagai kekuatan strategis NKRI.

Tentunya kepercayaan tersebut menjadi pemacu seluruh prajurit TNI untuk menjaga kepercayaan itu dengan senantiasa memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Profesionalisme TNI akan terus dibangun agar dapat menjawab setiap tugas yang dipercayakan dalam menghadapi setiap spektrum ancaman yang mungkin timbul. (A-2)

Baca juga: Komnas HAM Minta Transparansi Keterlibatan TNI dalam Terorisme



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya