Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PEMERINTAH telah memangkas sekitar 50% dari 32 ribu jabatan di birokrasi kementerian lembaga.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin memastikan penyederhanaan birokrasi tidak akan merugikan penghasilan dan keberlangsungan karir pejabat yang terdampak.
“Penyederhanaan birokrasi harus dilaksanakan oleh semua instansi Pemerintah Pusat dan Daerah. Segera lakukan dengan tetap memperhatikan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi,” kata Ma’ruf saat membuka Rapat Koordinasi Penyederhanaan Birokrasi, Selasa (11/8).
Wapres menyebutkan, hingga saat ini, sebanyak 40 Kementerian/Lembaga telah melaksanakan proses penyederhanaan birokrasi dengan komposisi yakni memangkas jabatan di eselon III dari 5.959 menjadi 2.542, 16.210 menjadi 7.184 jabatan eselon IV, 10.328 menjadi 5.072 jabatan eselon V. Sementara pemerintah menargetkan penyelesaian penyederhanaan birokrasi pada akhir Desember 2020.
Ma’ruf menjelaskan, pandemi covid-19 harus mampu menjadi momentum yang memaksa birokrasi di berbagai negara melakukan akselerasi untuk mengubah cara kerja dan melakukan penyesuaian dengan kondisi dan keterbatasan yang ada.
Karena itu, ia meminta setiap kementerian/lembaga meningkatkan kualitas SDM aparatur dan melakukan kolaborasi kerja (collaborative working) mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan sampai dengan pengawasan dan pengendalian program/kegiatan.
“Birokrasi harus mampu melakukan berbagai inovasi dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat secara cepat, mudah, murah sekaligus akuntabel dan mengikuti protokol kesehatan,” paparnya.
Baca juga: Atasi Krisis Pangkas Birokrasi Rumit
Ma’ruf mengkritik lambatnya birokrasi dalam penanganan pandemi covid-19. Walaupun pemerintah telah mengalokasikan anggaran yang cukup besar (sekitar Rp695 triliun) untuk memulihkan sektor kesehatan dan ekonomi, kenyataannya kinerja birokrasi masih dianggap lambat dalam merespon keadaan.
“Beberapa permasalahan adalah lambatnya proses perencanaan dan penganggaran, ketidakakuratan data, jam kerja (WFH-WFO) yang tidak selaras antara K/L atau Pemda yang berkaitan, kelambatan pengadaan barang/jasa serta overlapping program/kegiatan antar K/L/Pemda,” ungkapnya.
Wapres pun berharap birokrasi mempunyai DNA baru yang memiliki kualifikasi dan kapasitas baru, cara kerja baru yang lebih inovatif, adaptif dan responsif.
“Birokrasi yang siap menghadapi lingkungan dinamis dengan pendekatan proaktif serta tidak alergi dengan perubahan,” pungkasnya.(OL-5)
Menurut Ketua PGRI Unifa Rosyidi, seharusnya pemerintah menyadari ujian nasional merupakan bagian integral dari proses pendidikan
"Saya harapkan pembahasannya tidak melebar kepada masalah kualitas pendidikan, tidak juga membahas soal ekonomi, tetapi benar-benar aman Covid-19," kata Wapres
Pencapaian pembangunan berkelanjutan di Indonesia berada di peringkat 101 dunia, masih tertinggal dibandingkan dengan Thailand (41), Malaysia (60), dan Filipina (99).
Salah satu janji yang pernah ditegaskan Jokowi adalah menjaga keseimbangan lingkungan dan pengelolaan hutan yang dapat memberi manfaat luas kepada masyarakat.
ANGGARAN program pencegahan stunting Rp27,5 triliun yang tersebar di 23 kementerian/lembaga dan pemerintah daerah terancam minim hasil karena kuatnya ego sektoral.
Tim MUI bersama Bio Farma dan Badan POM sebelumnya terbang ke Tiongkok untuk memastikan kehalalan vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
Kasus penyakit autoimun mengalami peningkatan setelah pandemi covid-19. Hal ini diungkapkan oleh seorang dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan alergi imunologi
JUMLAH total kasus covid-19 di Jawa Barat, saat ini mencapai 427 kasus. Daerah dengan penjangkitan tertinggi ialah Kota Depok dengan 66 kasus, dan Kota Bandung sebanyak 63 kasus.
PEMERINTAH Kota Tasikmalaya terus berusaha melakukan antisipasi terkait lonjakan kasus Covid-19 yang kembali muncul di Jawa Barat.
Namun, pascapandemi kondisi perkembangan angka kemiskinan secara bertahap terus membaik.
Melalui Dinas Kesehatan, Kota Bandung kini memperkuat seluruh lini kesiapsiagaan demi melindungi warganya.
Masyarakat harus selalu waspada serta selalu menjaga pola hidup sehat bersih (PHBS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved