Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PERLUASAN jaringan kekuasaan melalui keluarga atau kerabat masih wajar apabila mengikuti aturan yang berlaku atau tanpa melanggar aturan. Bahkan, politik dinasti kerap muncul di sejumlah negara dengan proses demokrasi yang sudah mapan, seperti Amerika Serikat.
Demikian dikemukakan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia Angel Damayanti dalam webinar bertajuk Pilkada Serentak 2020: Pesta Dinasti Politik, Kamis (30/7).
Angel mengatakan pemilihan kepala daerah (pilkada) sebagai proses demokrasi harus dipastikan menjunjung nilai-nilai kesetaraan seluruh warga negara. Kandidat yang muncul dengan memiliki jaringan keluarga pemilik kekuasaan tertentu diperlakukan setara.
“Kemudian mengikuti aturan dan tidak melanggar dan bila taat, politik dinasti masih sesuatu yang wajar,” ujarnya.
Rekam jejak kandidatnya, lanjut Angel, mesti bersih dan diterima rakyat. Hal ini perlu pengawasan ketat. Yang terpenting ketika terdapat fenomena atau kemunculan kandidat yang memiliki kekerabatan, pemilih harus memiliki pemahaman demokrasi dan politik yang baik. Dengan begitu, mereka dapat menunaikan hak pilih dengan tepat.
Senada, analis politik Exposit Strategic Arif Susanto mengatakan kandidat yang berbasis jejaring kekerabatan tidak boleh luput dari prinsip demokrasi.
“Yang menjadi pelanggaran ketika prosesnya menyimpang dari prinsip demokrasi, seperti kesetaraan, kesamaan akses, keberimbangan, transparansi, kapabilitas, dan akuntabilitas,” tutur Arif.
Politik dinasti kerap terlahir dari parpol yang dikuasai segelintir orang. Kandidat yang diusung hanya mereka yang dekat dengan elite.
“Sekarang juga banyak contoh, mereka yang tidak memiliki modal dan kerja-kerja sosial disokong partai politik. Padahal, hal ini rentan dengan penyalahgunaan kekuasaan seperti banyak kasus korupsi yang ditemukan KPK,” papar Arif.
Politik dinasti, ungkap Arif, terlahir saat pelembagaan partai politik lemah. Prosedur kepartaian dikalahkan keputusan elite. (Cah/P-2)
Para mahasiswa pengunjuk rasa tersebut tidak mengalami kekerasan fisik yang berarti.
Survei Curator Nagara Institute dan Sosiolog, Sulfikar Amir, menerangkan ada 44,17% pemilih tak masalah jika kandidat Pemilu dan Pilkada berasal dari politik dinasti.
Ketua Para Syndicate Ari Nurcahyo mencatat terdapat beberapa episentrum Pilkada 2024 yang jadi peratrungan antara Prabowo Subianto, Joko Widodo (Jokowi), dan Megawati Soekarnoputri.
Dari 1.553 kandidat yang berkompetisi pada pilkada 2024, ada 605 kandidat yang terlibat dalam dinasti politik dinasti
Pramono mengatakan bahwa pada kontestasi Pilkada Serentak 2024, nasibnya sama dengan sang anak, Hanindhito Himawan Pramana atau Dito
PKS memiliki target suara 15% namun tidak tercapai atau hanya 8,42%
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved