Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Publik Dukung Calon Prokenormalan Baru

Putra Ananda
23/7/2020 05:40
Publik Dukung Calon Prokenormalan Baru
Petugas di tempat pemungutan suara memakai masker dan face shield serta sarung tangan saat mengangkat kotak suara dalam simulasi pemungutan(MI/ANDRI WIDIYANTO)

PANDEMI covid-19 yang melanda Indonesia saat ini telah berdampak ke berbagai sendi kehidupan, termasuk bidang politik. Berkenaan dengan pilkada seren- tak tahun ini, sebagian besar publik menyatakan akan mendukung kepala daerah yang menerapkan kenormalan baru atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) jika dibandingkan dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

“Sebanyak 85,1% responden lebih memilih pemimpin yang menerapkan new normal dengan memperhatikan protokol kesehatan, seperti jaga jarak, memakai masker, dan cuci tangan,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono, di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, masyarakat menginginkan kehidupan normal karena tidak ingin kehilangan pekerjaan dan pendapatan yang bisa berujung pada kelaparan.

Hanya sebagian kecil yang mendukung PSBB (10,3%) dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak menjawab (4,6%).

“PSBB dianggap sebagai pilihan orang-orang kaya yang egois dan tidak memiliki tanggung jawab kepada siapa pun, terutama karyawan atau buruh,” katanya.

Bagi sebagian besar responden, imbuhnya, kenormalan baru dengan protokol kesehatan yang baik dianggap jalan terbaik untuk menangani dampak kesehatan sekaligus dampak ekonomi akibat pandemi.

Sikap publik itu, kata dia, harus menjadi perhatian bagi para kepala daerah, lebih-lebih menjelang pelaksanaan pilkada. “Kepala daerah petahana maupun calon kepala daerah yang memilih kenormalan baru berpeluang meraih dukungan lebih besar dari para pemilih,” ucapnya.

Survei Y-Publica dilakukan pada 1-10 Juli 2020 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error plus minus 2,89%, tingkat kepercayaan 95%.

Gelar simulasi

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjamin proses pemungutan suara di TPS akan dilakukan sesuai protokol kesehatan. Hal itu dilakukan untuk menjamin keselamatan para pihak yang terlibat, baik penyelenggara, peserta pemilihan, maupun pemilih.

KPU secara khusus melaksanakan simulasi proses pemungutan suara pilkada serentak di tengah pandemi covid-19. Penerapan protokol kesehatan di TPS diawali dengan penyemprotan TPS dengan cairan disinfektan sebelum pemungutan suara dibuka pukul 07.00 WIB.

“Simulasi dilakukan mendekati kondisi pada hari pemungutan suara. Jumlah pemilih per TPS sebanyak 500 orang, pemilihan berlangsung mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB,” ujar Arief di halaman Kantor KPU, Jakarta, kemarin.

Arief menjelaskan, protokol keamanan dan kesehatan dalam proses pemungutan suara akan mengacu pada Peraturan KPU (PKPU) 6/2020. Berdasarkan aturan tersebut, setiap TPS akan dibangun dengan menerapkan protokol penanganan covid-19.

“Penempatan meja dan kursi KPPS, para saksi paslon, dan pengawas, serta bilik dan kotak suara diatur dalam jarak aman minimal 1 meter,” jelasnya. (Ant/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik