Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
TREN perkembangan kasus covid-19 harus dicermati secara matang sebelum pembatasan sosial dilonggarkan. Karena itu, pemerintah bersikap hati-hati sebelum memutuskan untuk melonggarkan status pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Presiden Joko Widodo menegaskan hal itu saat memimpin rapat terbatas kabinet secara daring dari Istana Merdeka, Jakarta, kemarin, membahas percepatan penanganan pandemi covid-19. Sepekan terakhir, berkembang wacana mengenai opsi dan skenario untuk melonggarkan aktivitas masyarakat secara bertahap. Presiden mengakui hal itu. Namun, skenario tersebut baru sebatas rencana dan belum diputuskan.
“Jangan muncul nanti keliru ditangkap masyarakat bahwa pemerintah sudah melonggarkan PSBB. Belum. Jadi belum ada kebijakan pelonggaran PSBB,” ucap Jokowi.
“Yang kita siapkan ini sebatas rencana atau skenario pelonggaran yang akan diputuskan setelah ada timing yang tepat, melihat datadata dan fakta-fakta di lapangan. Kita harus hati-hati, jangan keliru memutuskan,” jelas Jokowi.
Seusai rapat, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy membenarkan bahwa pemerintah tengah mengkaji skenario pengurangan pembatasan aktivitas masyarakat.
“Protokol kesehatan justru harus diperketat ketika pembatasan dikurangi. Jangan sampai masyarakat mengartikan longgar itu semau gue,” jelasnya.
“Misalnya, ketika restoran boleh buka, tidak berarti restoran buka seperti sebelum ada covid-19. Itulah yang disebut dengan new normal.”
Namun, ia menekankan pesan Presiden Jokowi bahwa hingga kemarin tidak ada pelonggaran PSBB. “Selama keppres-nya tidak dicabut, berarti PSBB tetap berlaku secara nasional,” kata Muhadjir, kemarin.
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, kemarin, juga menyatakan pemerintah tengah mempersiapkan Indonesia menuju tatanan baru (new normal) agar kehidupan berangsur normal dengan tetap memperhatikan data dan fakta di lapangan.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo pun menyatakan masyarakat harus mulai bisa menyesuaikan diri dengan situasi pandemi.
Kedisiplinan
Berdasarkan hasil survei lembaga Media Survei Nasional (Median), tingkat kedisiplinan masyarakat selama PSBB sebesar 51,6%-60,3%. Namun, karena keterbatasan ekonomi, mayoritas responden menyatakan setuju dengan rencana pelonggaran PSBB.
“Pertimbangan ekonomi dan kesulitan mencari nafkah merupakan alasan utama di balik pernyataan tersebut,” kata Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, kemarin.
Rico memaparkan ada tiga alasan responden yang menyetujui pelaksanaan pelonggaran PSBB, yaitu hendak bekerja seperti semula (26%), menginginkan ekonomi kembali seperti semula (21,2%), dan tetap mengikuti prosedur kesehatan (9,6%).
Akan tetapi, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mendorong skenario pelonggaran PSBB diimplementasikan setelah puncak penyebaran covid-19 terlewati.
“Banyak pihak merencanakan tata kehidupan baru mengarah pelonggaran kebijakan setelah Lebaran di tengah masih bertambahnya kasus positif covid-19,” ujar Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat, kemarin.
Padahal, tambah Rerie, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mensyaratkan negara yang bersiap melonggarkan kebijakan terlebih dahulu harus mampu mengendalikan wabah berdasarkan data epidemiologi terukur.
Sementara itu, lonjakan jumlah pasien positif covid-19 dilaporkan terus berlangsung. Hingga kemarin, kasus positif covid-19 bertambah 496 orang sehingga jumlah totalnya mencapai 18.010. Dari jumlah itu, 4.324 orang dinyatakan sembuh dan 1.191 meninggal.
Dalam kondisi itu, aktivitas warga di Jakarta mulai meningkat. Arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan, kemarin, dilaporkan mulai mengalami kemacetan. (Des/Ifa/Cah/Put/RO/X-6)
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
varian Covid-19 XFG atau stratus tampaknya tidak membuat orang parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang khas yakni suara serak atau parau.
Presiden Joko Widodo mengaku bingung dengan banyaknya istilah dalam penangan covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Demi membantu UMKM untuk bangkit kembali, influencer Bernard Huang membuat gerakan yang diberi nama PSBB atau Peduli Sesama Bareng Bernard dii Kota Batam.
Kebijakan itu juga harus disertai penegakan hukum yang tidak tebang pilih, penindakan tegas kepada para penyebar hoaks, dan jaminan sosial bagi warga terdampak.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.155 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 6.934 positif dan 13.221 negatif.
Untuk menertibkan masyarakat, tidak cukup hanya dengan imbauan. Namun harus dibarengi juga dengan kebijakan yang tegas dalam membatasi kegiatan dan pergerakan masyarakat di lapangan.
Epidemiolog UI dr.Iwan Ariawan,MSPH, mengungkapkan, untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia, sebenarnya dibutuhkan PSBB seperti tahun 2020 lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved