Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Kelompok Sipil Bersenjata Kembali Bunuh Petani di Poso

M Taufan SP Bustan
20/4/2020 15:55
Kelompok Sipil Bersenjata Kembali Bunuh Petani di Poso
Kapolda Sulteng Irjen Pol Syafril Nursal(MI/Mithameinansi )

KELOMPOK sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) kembali beraksi. Kali ini, seorang warga Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, menjadi korbannya, pada Minggu (19/4).  

Sebelum membunuh warga yang diketahui berprofesi sebagai petani itu, Ali Kalora cs lebih dulu menculiknya di saat korban tengahberistirahat di pondok kebunnya di wilayah KM 09 Gunung Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara.  

Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan, petani yang meninggal dunia itu bernama Ambo Ajeng alias Papa Angga.   Sebelum dibunuh, korban diculik oleh kelompok MIT yang saat itu diketahui berjumlah lebih dari lima orang.

"Saat menculik korban, kelompok MIT sempat membuang tembakan sebanyak tiga kali ke arah petani lainnya yang kebetulan berada tidak jauh dari pondok Papa Angga," terang Didik kepada sejumlah jurnalis di Palu, Senin, (20/4).  

Menurutnya, saat membuang tembakan tersebut tidak satu pun warga yang terkena hingga warga melarikan diri ke perkampungan.  Warga yang selamat berusaha menyampaikan kejadian itu kepada keluarga korban, dan sekitar pukul 16.00 WITA keluarga korban naik ke kebun dan mendapati korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan luka benda
tajam di bagian leher dan bagian tubuh lainnya.

"Kami menduga belum lama menculik Papa Angga, kelompok MIT langsung
membunuhnya," ungkap Didik.  

Seusai menemukan jenazah Papa Angga, pihak keluarga kemudian mengevakuasi ke rumah duka di Desa Kilo.  Saat tiba di rumah duka, korban juga langsung divisum oleh tim Inafis Polres Poso bersama dokter puskesmas setempat.  

Hasil visum luar terhadap korban terdapat luka gorok di leher dan diduga tebasan tidak beraturan serta leher hampir putus, luka- luka lain pada bagian tubuh korban.  "Kalau dilihat dari visum itu korban sempat melakukan perlawanan karena banyak luka yang tidak beraturan. Dan pagi tadi sudah dimakamkan oleh pihak keluarga," sebut Didik.  

Berdasarkan keterangan para saksi yang bersama-sama korban saat di kebun atau tempat kejadian perkara patut diduga pelaku adalah DPO MIT. Karena mereka diketahui ada yang membawa senjata api panjang dan beberapa senjata tajam.  

Alasan mengapa Papa Angga dibunuh kelompok MIT, kepolisian masih mendalami motifnya.   "Yang pasti dari kasus sebelum-sebelumnya, MIT membunuh warga khususnya petani karena dituduh sebagai pembantu polisi," imbuh Didik.

Kapolda Sulteng Irjen Pol Syafril Nursal mengatakan, pembunuhan yang kembali dilakukan kelompok MIT sangat kejam dan tidak manusiawi.  Pasalnya, menurut Kapolda, petani yang tidak punya salah dan  kerjanya hanya mengharapkan hasil kebun untuk menghidupi keluarganya di rumah dibunuh secara keji.  

"Petani itu tidak salah dan petani itu bukan pembantu aparat di Poso apalagi pembantu polisi. Ini tidak bisa dibiarkan dan harus ditindak tegas," tegas Syafril dalam pernyataan tertulis yang diterima Media Indonesia.  

Menurutunya, Polda tidak mau MIT sampai meresahkan masyarakat. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat tidak resah dan bersatu untuk bersama-sama melawan terorisme di bumi Kabupaten Poso.

"Silahkan berikan informasi sebanyak-banyaknya melalui jaringan media yang ada kepada Satgas agar Ali Kalora cs dapat segera ditangkap," ujar Syafril.

Sampai saat ini, tambah Kapolda, Satgas yang terdiri dari personel TNI dan Polri tengah memburu kelompok MIT di hutan dan pegunungan Desa Kawende.  

Satgas menduga, para DPO masih berada di sekitar pegunungan Kawende pasca membunuh Papa Angga.  "Perburuan akan terus berlangsung sampai semuanta tertangkap hidup atau pun mati," tandas Syafril.  

Sebelumnya, seorang warga yang juga berprofesi sebagai petani bernama Daeng Tapo dibunuh saat berada di perkebunan Maitangi, Dusun Sipatuo, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara.  Sebelum ditemukan tewas, Tapo dilaporkan hilang karena diduga diculik
kelompok MIT, pada Sabtu (4/4) lalu.  (OL-13)

Baca Juga: Regulasi Tumpang Tindih dan Bertentangan Persulit Penegakan Hukum

Baca Juga: Jadi Zona Merah Banjarmasin Segera Terapkan PSBB

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya