Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
OMBUDSMAN menyayangkan masih ada pejabat negara menggelar kegiatan seremonial dan mengundang media massa.
"Praktik seperti itu jelas bertentangan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo untuk tidak menyelenggarakan acara yang dapat memicu berkumpulnya orang dalam jumlah banyak sehingga meningkatkan risiko penularan pandemi covid-19," kata Anggota Ombudsman Republik Indonesia Alvin Lie dalam keterangan tertulis yang diterima Media Indonesia, Jumat (27/3).
Baca juga: Wali Kota Tegal Ngotot Lockdown Meski Dibenci
Ombudsman, lanjutnya, mengingatkan kepada seluruh pejabat negara, kepala daerah, dan pejabat daerah untuk menghentikan kegiatan seremonial dan acara yang dapat mengundang keramaian.
Dia menambahkan, acara/seremoni yang menyebabkan keramaian merupakan kegiatan berisiko tinggi menyebarkan covid-19 serta membahayakan kesehatan dan keselamatan masyarakat luas. "Oleh karenanya tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai maladministrasi," tegasnya.
Baca juga: Pemkab Tuban Nyatakan 68 ODP Aman
Dalam kondisi darurat pandemi, imbuh dia, semestinya acara seremonial ditiadakan. Tidak perlu mengundang awak media untuk meliput. "Anggaran dan sumber daya yang terlibat akan lebih bermanfaat dialihkan untuk mendukung upaya pencegahan penyebaran COVID-19 dan untuk perawatan pasien yang terjangkit covid-19."
Baca juga: Warga Diimbau Batasi Aktivitas di Luar Rumah dan Jaga Jarak
Apabila ada kegiatan yang sangat penting untuk dipublikasikan, kata dia, Ombudsman menyarankan agar memanfaatkan teknologi informasi, yaitu melalui Live Streaming tanpa mengundang awak media untuk hadir secara fisik.
Dia juga mengimbau kepada pemimpin redaksi untuk mengabaikan segala undangan peliputan secara fisik. "Kesehatan dan keselamatan jurnalis dan awak media wajib menjadi prioritas untuk dilindungi." (X-15)
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved