Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PERJALANAN 50 tahun Harian Umum Media Indonesia telah memberikan arti penting dalam sejarah perjalanan kebebasan pers di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan, Chairman Media Group Surya Paloh pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 50 Media Indonesia di depan ratusan karyawan serta para alumni Media Indonesia, di Jakarta, Senin (27/1).
Kebebasan pers yang ada saat ini, kata Surya Paloh, tidak terlepas dari komitmen, cita-cita dan perjuangan awal Media Indonesia sejak didirikan pada 19 Januari 1970.
Dia mengingatkan agar Media Indonesia tetap konsisten menjaga dan terus memperjuangkan cita-cita kebebasan pers itu sendiri.
"50 tahun perjalanan Media Indonesia adalah sebuah perjalanan yang ikut memberi arti sekecil apa pun itu yaitu ikut melahirkan kebebasan pers pada era ini. Itulah arti keberadaan Media Indonesia," kata Surya dalam acara Harmoni 50 Tahun.
Dia berpesan, tugas Media Indonesia hari ini adalah tetap konsisten mewujudkan cita-cita perjuangan kebebasan pers yang sesuai dengan kode etik dan prinsip-prinsip kebebasan pers yang benar dan bertanggungjawab.
"Tetapi tentu saja kebebasan pers itu adalah kebebasan pers yang sejalan dengan cita-cita yang kita perjuangkan dulu yaitu kebebasan pers yang sejalan dengan prinsip pers dengan tiga aspek pentingnya yaitu informasi, edukasi dan entertainment," ujar tokoh pers Indonesia itu.
Menurutnya, penting sekali pers hari ini menjalankan prinsip 'chek and balance' atau pers yang berimbang, tidak asal menuduh atau membangun opini tanpa dasar seperti kecenderungan Media Sosial saat ini.
"Karena sesungguhnya tidak ada kebebasan pers yang absolut. Kebebasan Pers itu harus bertanggung jawab, kebebasan yang memberi manfaat dan tetap tunduk pada kode etik pers itu sendiri. Ini harus kita jaga bersama," ucap Surya.
Pers yang bebas selain terikat pada kode etik pers juga punya tanggung jawab menjaga nilai moralitas bangsa.
"Di era media sosial saat ini kita lihat siapa saja bisa menyampaikan informasi atau sekedar isi hatinya, bisa juga tuduhan yang asal tuduh pada orang atau kelompok. Maka tentu saja tugas kita adalah selain menjaga cita-cita kebebasan pers yang bertanggung jawab juga punya kewajiban untuk menjaga moralitas bangsa," pungkas Surya.
Perayaan HUT ''Emas'' Media Indonesia kali ini juga diwarnai ucapan terima kasih pada para alumni Media Indonesia antara lain yang hadir ialah tokoh pers Panda Nababan, Usamah Hisyam, Imam Anshori Saleh, Emron Pangkappi, dan beberapa tokoh lain.
Kisah 50 tahun perjalanan Media Indonesia juga secara khusus dibukukan dalam sebuah buku berjudul Meniti Tirani yang ditulis para alumni. Kesempatan HUT ''Emas'' Media Indonesia juga diisi dengan pemberian pin penghargaan kepada karyawan Media Indonesia dengan masa pengabdian 28 tahun.
Rangkaian acara HUT ke-50 Media Indonesia juga digelar Festival Kopi Nusantara di halaman gedung Media Grup diikuti 50 stan atau produsen kopi. (OL-2)
Ini menunjukkan ruang berekspresi di Indonesia semakin menyempit dan menandakan masalah dalam demokrasi
Hasan Nasbi dinilai telah mengeluarkan pernyataan dan komunikasi pemerintah yang buruk dan apatis terhadap ancaman kepada media.
TINDAKAN teror bangkai hewan kepala babi dan tikus ke kantor Tempo disebut bentuk provokasi yang tidak dapat dibenarkan dalam negara demokrasi yang menjunjung kebebasan pers.
Kebebasan pers dan demokrasi yang dibangun pasca reformasi 1998 ternyata mengalami penurunan, bukan hanya dari sisi negara, tetapi juga masyarakatnya.
Hensa juga menyinggung isu pembungkaman pers terkait peristiwa ini. Ia menilai bahwa kasus semacam ini bisa menjadi bentuk intimidasi yang mengancam kebebasan pers.
Arif meminta agar adanya teror tersebut tak melemahkan rekan-rekan pewarta media lain namun justru menguatkan dan bersatu untuk mengutuk keras ancaman tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved