Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Inovator Muda Pahlawan Masa Kini

Rifaldi Putra Irianto
10/11/2019 07:00
Inovator Muda Pahlawan Masa Kini
Menteri Riset Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro(MI/Susanto)

MENTERI Riset dan Teknologi (Menristek) yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menilai para inovator muda ataupun para periset dan peneliti yang berhasil menciptakan hal-hal baru untuk menjawab masalah-masalah di masyarakat dapat dikatakan sebagai pahlawan masa kini.

"Ya, mereka (inovator, periset, dan peneliti) termasuk pahlawan yang selalu berupaya menjawab masalah kekinian. Jadi, artinya inovasi yang ditemukan oleh siapa pun dan harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya buat masyarakat," kata Bambang  saat dimintai tanggapan soal makna pahlawan, kemarin.

Ia berpesan, hal yang tidak kalah penting ialah bagaimana para pahlawan masa kini dapat terus mengembangkan inovasi-inovasi yang sudah ada. "Dan yang paling penting, mereka tidak boleh berhenti, tidak boleh menyerah, tapi selalu berupaya. Inovasinya itu harus selalu di-upgrade, ditingkatan kualitasnya, dan kalau bisa masuk ke pasaran dan bisa diakses masyarakat."

Dikatakannya, hingga sampai kapan pun pahlawan-pahlawan masa kini akan terus hadir karena masyarakat dan negara akan selalu membutuhkan kontribusi-kontribusi pemecahan masalah di setiap waktu.

"Tentunya kepedulian akan masyarakat dan bangsa ialah kunci bagaimana kita menjadi pahlawan karena masyarakat dan bangsa itu pasti butuh kontribusi dari warganya, dari anggotanya. Nah, kita sebagai anggota masyarakat seharusnya berupaya untuk menjawab kebutuhan tersebut," tukasnya.

 

Kemajuan teknologi

Sekretaris Umum Masyarakat Sejarawan Indonesia Restu Gunawan menilai generasi muda perlu memiliki semangat kepahlawanan untuk mendorong kemajuan, kesejahteraan, dan menjaga persatuan bangsa. Caranya tidak dengan mengangkat bambu runcing seperti para pahlawan tempo dulu, tetapi menggunakan perangkat kekinian seperti memanfaatkan kemajuan teknologi dan menyebarkan optimisme.

"Semangat kepahlawanan yang berbanding lurus dengan nasionalisme harus tertanam dalam setiap warga negara terkhusus generasi milenial. Tentu alat, cara, dan target perjuangannya menyesuaikan dengan konteks hari ini dan ke depan, seperti membantu meningkatkan kesejahteraan, memberantas kebodohan, dan menjaga persatuan," ujarnya.

Menurut Restu, Hari Pahlawan merupakan waktu yang tepat untuk berkontemplasi atau merenungkan nilai-nilai nasionalisme. Hal itu perlu menjadi kesadaran bersama untuk membela negara dan bermanfaat bagi segenap warga bangsa dengan kemampuan masing-masing.

"Hari Pahlawan adalah momentum anak muda untuk refleksi gerak langkah pahlawan bangsa. Tujuannya ialah awareness terhadap ide dan gagasan mereka tentang bagaimana dan mengapa Republik ini harus terbentuk," terang tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Ahmad Romzi kepada Media Indonesia, kemarin.

Menurut dia, kesadaran dan pemahaman atas semangat para pahlawan akan menumbuhkan kepedulian terhadap keutuhan dan perkembangan Republik ini. Refleksi lain dari nilai-nilai itu dapat menumbuhkan semangat persaudaraan dan gotong royong dalam menghadapi tantangan bangsa.

"Buat saya, semangat nasionalisme kekinian ditunjukkan dalam dua hal. Pertama, kesadaran akan banyaknya peluang untuk membuat bangsa ini menjadi lebih baik, kemudian memosisikan diri untuk berani memimpin, dan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengupayakan meraih kebaikan dari peluang-peluang tersebut," jelas Romzi. (Cah/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya