Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) menolak wacana pemerintah mengubah istilah radikalisme menjadi manipulator agama, karena secara makna jauh berbeda.
"Ketimbang mengurusi pengubahan istilah radikalisme mending pemerintah fokus melaksanakan deradikalisasi yang saat ini belum optimal," ujar Komisi Dakwah MUI KH Cholil Nafis kepada Media Indonesia.
Dia menjelaskan, manipulator agama dengan radikalisme sangat jauh berbeda. Radikalisme merupakan pemahaman mendalam terhadap sebuah ajaran namun cenderung ekstrim dan itu berlanjut pada tindakan sehari-hari. Sementara manipulator agama berarti pihak yang menggunakan agama sebagai topeng untuk mengelabui orang lain dengan tujuan mendapatkan keuntungan material maupun imaterial.
Dengan begitu, paparnya, pengertian kedua istilah itu berbeda dan pergantian istilah bisa menghilangkan substansi mengenai paham dan tindakan ekstrim. Maka ketimbang mendiskusikan hal yang tidak penting itu, lebih baik pemerintah fokus menangani akar masalah radikalisme.
"Mari kita fokus mengatasi dan mencegah radikalisme daripada berdebat soal wacana yang hanya bisa menghilangkan substansi ihwal radikalisme. Personal itu penyebabnya banyak, selain perlu pelurusan pemahaman agama yang tentunya membutuhkan peran pemuka agama, juga kerap disulut oleh kemiskinan juga ketidakadilan dan dua hal itu hanya bisa ditangani pemerintah," jelasnya.
Dia mengatakan, penanganan radikalisme sejauh ini belum berjalan baik karena hanya mengatasinya di permukaan melalui pendekatan represif aparat keamanan. Cara itu berhasil dalam hal menjaga kondusivitas keamanan sementara paham radikal yang menjadi motornya tidak tersentuh.
"Saran saya pemerintah perlu lebih masif lagi merangkul semua kalangan pemuka agama apapun karena paham ekstrim tidak hanya menghinggapi satu agama. Tentunya pemuka yang khatam dan ahli soal ajaran agamanya masing-masing untuk mengembalikan mereka yang sudah terpapar dan mencegah yang belum. Kemudian pemerintah juga perlu bekerja ekstra mengentaskan kemiskinan dan memperbaiki penegakan hukum supaya menghadirkan keadilan," pungkasnya. (OL-11)
Dalam psikologi, strategi politik wajah ganda dikenal sebagai reverse psychology.
Mantan Presiden AS Barack Obama serukan Partai Demokrat lebih tegas n berani hadapi tantangan politik di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Survei CfDS terhadap 400 pemilih pemula menunjukkan bahwa digital image lebih berpengaruh daripada sejarah politik, menggeser gagasan ke estetika dan perasaan.
KETUA DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah proaktif dan menyiapkan strategi menghadapi fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang semakin mengkhawatirkan
Rocky Gerung mengatakan bahwa momentum 27 tahun Reformasi bukan sekadar untuk diperingati, melainkan untuk diulangi dalam konteks perombakan struktur politik dan ekonomi Indonesia.
Platform Bijak Memantau resmi diluncurkan pada Selasa (20/5). Platform terseubut dimaksudkan sebagai ruang untuk menavigasi isu kebijakan, dan memantau proses legislasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved