Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Warga Papua Diminta tidak Terprovokasi

Golda Eksa
17/10/2019 08:20
Warga Papua Diminta tidak Terprovokasi
Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal.(MI/RAMDANI)

WAKIL Gubernur Papua Klemen Tinal mengimbau masyarakat Bumi Cenderawasih untuk tidak terprovokasi menjelang pelantikan Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2019. ''Pelantikan presiden ini merupakan pesta rakyat sehingga seharusnya semua pihak bersyukur, bersukacita, dan bergembira,'' katanya.

Menurut Klemen, masyarakat justru harus berdoa supaya dengan pelantikan Presiden maka pembangunan ke depan untuk bangsa dan negara lebih baik lagi. ''Jangan sampai hal yang bersifat besar ini dimasuki hal-hal kecil oleh orang dengan pikiran-pikiran sempit sehingga diimbau kepada masyarakat untuk tidak menanggapinya,''ujarnya.

Senada dengan Klemen Tinal, Asisten Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Papua Doren Wakerkwa mengatakan pihaknya memberikan dukungan penuh atas pelaksanaan pelantikan presiden dan wakil presiden. "Rakyat Papua sudah memberikan dukungan 90% lebih kepada Jokowi sehingga merasa senang atas pelantikan tersebut.''

Doren memastikan tidak akan ada gerakan yang akan mengacaukan pelantikan presiden dan wakil presiden nanti seperti paham radikalisme dan lain sebagainya. ''Papua masih berduka atas kejadian di Wamena dan beberapa wilayah lainnya sehingga kami sangat menolak keberadaan kelompok radikalisme yang mengganggu situasi keamanan khususnya di Bumi Cenderawasih,'' ujarnya.

Selain itu mahasiswa asal Papua juga tidak perlu lagi khawatir untuk kembali ke daerah studi di luar Papua, sebab, situasi di luar Papua sangat kondusif dan berbeda dengan situasi yang terjadi di Papua belakangan ini. Hal itu juga diakui Jemi Kudiai, 32, mahasiswa asal Nabire, Papua yang tengah kuliah di Universitas Nasional Jakarta di Strata 2.

Jemi yang sudah berada di Jakarta sejak 2012 merasa nyaman untuk melakukan aktivitas belajar dan menjalani kehidupannya sehari-hari. Bahkan sebelum melanjutkan kuliah S2-nya di Jakarta, ia sempat menyelesaikan S1-nya di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa APMD Yogyakarta.

Saat kerusuhan di Papua pecah, Jemi mengaku sudah berusaha menyarankan kawan-kawannya untuk tidak termakan isu hoaks dan pulang kampung.

Namun, desakan dari para orangtua yang khawatir dengan nasib anak-anaknya yang tengah belajar di daerah, memaksa mereka untuk pulang sejenak. Jemi yakin kawan-kawan mahasiswa asal Papua akan kembali belajar ke daerah-daerah studi mereka sebab liburan semester/masa cuti kuliah sudah habis.

"Saya berharap mahasiswa Papua untuk kembali kuliah dan melanjutkan perjuangan.Mahasiswa Papua harus lebih tekun belajar.Tidak semua mahasiswa dimusuhi negara. Mahasiswa jangan lagi termakan isu hoaks,''ajak Jemi. (Gol/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya