Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

ICW: Hasil Seleksi 40 Nama Capim KPK tidak Penuhi Ekspetasi

M. Ilham Ramadhan Avisena
05/8/2019 18:20
ICW: Hasil Seleksi 40 Nama Capim KPK tidak Penuhi Ekspetasi
Peneliti Indonesia corruption watch (ICW) Kurnia Ramadhana(Dok MI)

KOORDINATOR Divisi Hukum dan Monitor Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana, menyebutkan 40 nama peserta yang lolos uji psikotest seleksi calon pimpinan KPK tidak memenuhi ekspetasi publik.

"Rasanya tidak berlebihan jika menyebutkan bahwa hasil seleksi pada tahapan ini tidak terlalu memuaskan ekspektasi publik," kata Kurnia lewat keterangan tertulis, Senin (5/8).

Baca juga: Pansel Terima 1.300 Masukan dari Masyarakat Terkait Capim KPK

Sebab, 40 nama yang disaring itu menunjukkan kegagalan Pansel memberikan optimisme kepada publik dalam menghasilkan calon pimpinan KPK yang berintegritas, profesional, dan independen.

Ada dua poin yang disorot oleh ICW. Pertama, ialah masih adanya beberapa nama yang diduga memiliki catatan serius pada masa lalu. Pansel, kata Kurnia, seharusnya melakukan kroscek mendalam.

"Jangan sampai ada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan tertentu terpilih menjadi Komisioner KPK," ujarnya.

Kedua, Pansel dianggap mengabaikan persoalan integritas. Hal itu ditengarai masih ada figur penyelenggara negara maupun penegak hukum yang abai pada kepatuhan LHKPN.

"LHKPN sebenarnya dipandang sebagai hal yang mutlak harus dipertimbangkan oleh Pansel ketika melakukan tahapan seleksi terhadap pendaftar yang berasal dari lingkup penyelenggara negara dan penegak hukum, diatur dalam Pasal 29 huruf k UU 30 Tahun 2002. Namun sayang, rasanya Pansel terlewat mempertimbangkan hal tersebut," tuturnya.

Baca juga: Basaria Panjaitan tak Lolos Tahap Psikotes Capim KPK

Kurnia menambahkan, potret kerja Pansel saat ini merupakan representasi sikap Presiden. Sebab Presiden yang memilih langsung 9 orang Pansel tersebut.

"Jika publik banyak yang tidak puas dengan hasil kerja Pansel tentu Presiden harus mengevaluasi setiap langkah yang telah dilakukan oleh Pansel. Jangan sampai citra Presiden justru tercoreng karena tindakan keliru yang dilakukan oleh Pansel," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya