Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
TIM gabungan dari TNI AD, Polri, Basarnas, dan masyarakat terus melakukan penencarian Helikopter MI-17 yang hilang kontak di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, sejak Jumat pekan lalu.
Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi melalui keterangan tertulis, Senin (1/7), mengatakan hingga hari ke-4 keberadaan armada milik Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat (Penerbad) dengan nomor registrasi HA-5138 belum juga ditemukan.
Pencarian dilakukan via darat dan udara sejak pukul 07.00-15.00 WIT. "Proses pencarian dihentikan sementara pada pukul 15.00 WIT dengan pertimbangan cuaca yang tidak memungkinkan. Proses pencarian akan dilanjutkan esok hari," ujar Dax.
Baca juga: Jokowi Perlu Menteri Muda untuk Penyegaran
Menurut dia, sebanyak tiga helikopter dikerahkan untuk membantu pencarian melalui udara, yaitu dua Helikopter Bell 412 milik TNI AD dan satu Helikopter Bell 206 milik penerbangan sipil. Pihak TNI AU juga mengirimkan pesawat CN 235 untuk mendukung penerbangan dengan membawa avtur heli serta logistik bagi tim SAR.
Sementara pencarian via darat menerjunkan sekitar 100 personel yang disebar di beberapa wilayah. Personel menyisir Gunung Mol dan Apurob di Kabupaten Oksibil, serta Kaureh dan Airu di Kabupaten Jayapura.
"Hingga pkl 15.00 WIT pencarian baik dari udara maupun darat belum menemukan tanda-tanda keberadaan Helikopter MI 17 Noreg HA 5138," terang dia.
Helikopter yang rencananya terbang menuju Bandara Sentani, Jayapura, itu membawa 12 orang. Rinciannya, 7 orang kru dan 5 personil Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian pos.
Diketahui helikopter dengan nomor registrasi HA-5138 lepas landas dari Bandara Oksibil pada Jumat (28/6) pukul 11.49 WIT. Kemudian Helikopter dilaporkan hilang kontak pukul 11.49 WIT pada ketinggian 7.800 kaki. (OL-8)
Empat belas orang tewas dalam kecelakaan bulan lalu ketika helikopter militer Azerbaijan Mi-17 jatuh selama penerbangan pelatihan.
Menurutnya, pesawat, helikopter, atau kendaraan militer yang digunakan TNI harus dipastikan benar-benar mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya.
"Kita tidak ingin peristiwa jatuhnya pesawat atau helikopter kembali terjadi karena tidak hanya menimbulkan kerugian materiil. Namun juga meninggalnya para perwira TNI yang terlatih."
Anggota Komisi I DPR RI, Willy Aditya mendesak TNI dan Kemenhan untuk memperdalam investigasi jatuhnya heli jenis MI-17 buatan Rusia ini setelah korban meninggal bertambah.
Salah satu korban kecelakaan Helikopter Mi-17 Penerbad, Lettu Cpn Vira Yudha, menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat dirawat intensif selama 7 hari di RS Kariadi, Semarang.
Diketahui, helikopter MI-17 merupakan buatan Rusia dan sebagai helikopter angkut milik TNI AD yang paling banyak dipakai dalam misi latihan maupun misi pengiriman logistik dan pasukan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved