Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

SBY Bicara Soal Pertemuan AHY dan Jokowi

Antara
28/5/2019 11:45
SBY Bicara Soal Pertemuan AHY dan Jokowi
Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Agus Harimurti Yudhoyono(MI/RAMDANI)

KETUA Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memastikan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Komandan Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa waktu lalu tidak terkait dengan silang pendapat penghitungan suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Keduanya membahas isu kebangsaan.

“Materi yang dibahas adalah berkaitan dengan permasalahan bangsa dan negara, sama sekali tidak terkait dengan silang pendapat penghitungan suara oleh KPU,” kata SBY melalui rekaman video yang diterima wartawan di Jakarta, Senin (27/5).

Dia menjelaskan pertemuan tersebut bermula ketika Menteri Sekretariat Negara Pratikno menyampaikan kepada AHY bahwa Presiden Jokowi ingin bertemu.

Menurut SBY, AHY, sebagai warga negara yang menghormati pemimpinnya, tidak memiliki alasan untuk tidak memenuhi permintaan Presiden.

“Dalam pertemuan itu, AHY tidak mewakili langsung Partai Demokrat dan juga tidak merepresentasikan kubu capres (calon presiden) Prabowo Subianto," ujar Presiden ke-6 RI itu.

SBY mengaku diberitahu AHY dua hari sebelum pertemuan itu dan dirinya membenarkan niat putranya untuk memenuhi permintaan bertemu Presiden.

Baca juga: SBY: Kalah atau Menang, Kita Berjabat Tangan secara Sportif

Dia mengatakan setelah pertemuan berlangsung, AHY menyampaikan kepada dirinya bahwa substansi yang dibicarakan baik, tidak ada kaitannya dengan jabatan dan kursi di pemerintahan.

“Dalam pertemuan itu juga disampaikan harapan Presiden Jokowi untuk memelihara komunikasi dengan saya. Harapan itu sama dengan substansi pertemuan beliau bersama para mantan presiden seperti Pak Habibie dan Ibu Megawati,” jelas dia.

SBY mengaku setelah pertemuan, Komandan Kogasma itu dirundung atau di-bully secara sadis dan kejam.

Menurut dia, dari pola serangan itu, dirinya tahu dari kelompok mana serangan sengit itu berasal. Hal itu merupakan akibat perbedaan sikap Demokrat dengan pihak tertentu.

“Memang ada yang bersikap tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan pihak 01 atau sebaliknya. Barangkali ada yang bersumpah tidak akan berkomunikasi dan berkawan selamanya,” ujar dia.

Dia mempersilakan apabila ada pihak yang berpendapat seperti itu. Demokrat berprinsip dalam kompetisi, ikhtiar dan perjuangan untuk menang harus dilakukan, tetapi setelah selesai tidak berarti harus putus hubungan selamanya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya