Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
AKSI 22 Mei yang berbuntut kericuhan mendapat tanggapan dari berbagai kalangan di Kalimantan Selatan. Sebab di Kota Banjarmasin ada tragedi 23 Mei. Bagi masyarakat Banjarmasin, setiap 23 Mei diperingati sebagai peristiwa Jumat Kelabu.
"Bagi masyarakat Kalsel atau Banjar, peristiwa 23 Mei sudah cukup menjadi pelajaran. Bahwa amuk masa, kerusuhan, aksi pembakaran, penjarahan, sangat mudah ditunggangi provokator atau pihak-pihak yang memanfaatkan situasi untuk misi tertentu," ungkap Nurkholis Majid, Ketua Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin, di sela-sela kegiatan peringatan Jumat Kelabu di Banjarmasin, Kamis (23/5).
Menurutnya suatu peristiwa kerusuhan, juga harus menjadi refleksi bagi pemerintah untuk memperbaiki pelayanan dan komunikasi kepada masyarakat. Menyinggung aksi 22 Mei, Nurkholis yang juga menjabat Ketua Perwakilan Ombudsman Kalsel ini mengatakan aksi kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah.
"Semestinya persoalan demokrasi harus diselesaikan dengan cara demokrasi pula. Kalau tidak bisa, maka ditempuh jalur hukum melalui Mahkamah Konstitusi," ujarnya.
Nurkholis menjelaskan peristiwa 23 Mei 1997 atau 22 tahun lalu bermula dari kegiatan akbar Parta Golkar melintas di sebuah masjid yang saat itu sedang dilaksanakan salat Jumat. Karena dianggap menganggu, kampanye hari terakhir itu memicu kericuhan. Hingga aksi massa menyerang kantor DPD Partai Golkar. Massa merusak, menjarah dan membakar kantor tersebut.
baca juga: KPK Perpanjang Penahanan Bowo Sidik Pangarso
Hingga kini tidak diketahui secara pasti berapa korban tewas dan hilang dalam peristiwa ini. Namun banyak pihak menyebut ada 142 korban tewas, dan banyak pula yang hilang pada peristiwa Jumat Kelabu ini. Korban tewas dikubur secara massal di wilayah Kota Banjarbaru. (OL-3)
Gedung Putih menegaskan akan menyelidiki siapa dalang dibalik pemberontakan di wilayah Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Impas) Agus Andrianto diminta tanggung jawab karena gagal mengelola lembaga pemasyarakatan (lapas).
Sebanyak 56 narapidana dari Lapas Narkotika Muara Beliti yang berbuat kerusuhan dipindahkan ke Lapas dengan pengamanan super maksimum di Pulau Nusakambangan.
KERUSUHAN terjadi di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Narkotika Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan. Kini dilaporkan kondisinya sudah kondusif
1 Mei diperingati Hari Buruh Sedunia atau May Day. Hari tersebut adalah sebuah peringatan atas solidaritas pekerja yang merujuk pada peristiwa kerusuhan Haymarket
MK memutuskan tindakan penyebaran informasi atau dokumen elektronik yang memuat pemberitahuan bohong atau hoaks dapat dipidana jika menimbulkan kerusuhan di ruang fisik. UU ITE
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved