Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
POTENSI terjadinya kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif dalam pelaksanaan Pemilu Presiden (Pilpres) terutama di jenjang rekapitulasi penghitungan suara hinggatingkat nasional, sangat kecil.
Kegiatan rekapitulasi penghitungan suara dilakukan KPU secara berjenjang mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga nasional. Pun prosesnya bersifat terbuka dan transparan.
"Di dalam proses rekap, kecurangan sangat kecil terjadi karena memang proses tersebut berlangsung terbuka. Semua pihak bisa ikut serta melakukan pengawasan dan melakukan koreksi jika menemukan perubahan data yang tidak sesuai," tutur Pendiri Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) Hadar Nafis Gumay, di Jakarta, Minggu (19/5).
Hadar yang juga mantan komisioner KPU melanjutkan, proses rekapitulasi penghitungan suara memiliki karakter terbuka serta tingkat partisipatif melibatkan banyak pihak.
Baca juga: Bawaslu: Syarat Pembuktian Kecurangan TSM Sangat Berat
Setiap peserta Pemilu memiliki saksi yang terus mengawasi jalannya proses rekapitulasi. Oleh karena itu, jika ada kecurangan perubahan hasil penghitungan suara pasti akan langsung terkoreksi.
"Jadi kalau kita semua mengetahui hasil kerja yang lebih bawah maka penotalan itu tidak ada yang miss dan meleset karena semua pihak tahu hasil di bagian bawahnya masing-masing. Terutama peserta dan pengawas, semua memiliki dokumen hasil di tingkat bawah yang bisa dicocokkan. Agak aneh kalau terus menerus mengatakan ada banyak kecurangan," tuturnya.
Pilpres yang hanya diikuti oleh dua pasangan calon, lanjut Hadar, memperkecil peluang terjadinya kecurangan maupun kekeliruan penghitungan suara yang dilakukan KPU. Angka-angka penghitungan Pilpres pun lebih sederhana dibandingkan Pemilu Legislatif (Pileg).
"Pilpres ini kan cuma dua pasangan calon dan angkanya juga tidak rumit. Jadi saya juga agak bingung kalau kemudian KPU selalu dituduh curang," pungkasnya.(OL-5)
KPK menetapkan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka suap terkait buronan Harun Masiku. Hasto disebut aktif mengupayakan Harun memenangkan kursi anggota DPR pada Pemilu 2019.
Bagi Mahfud, batalnya memakai kemeja putih tersebut lima tahun lalu menyimpan pesan tersendiri.
KPID Sulawesi Selatan mengaku belum bisa menindak caleg dan parpol yang mulai mencuri start pada Pemilu 2024.
PENDUKUNG Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kini berbalik mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto jelang Pilpres 2024.
Beberapa upaya dari KPU untuk mencegah terjadinya kembali korban jiwa dari petugas KPPS.
"Mas Ganjar kan enggak nyapres, enggak nyapres beliau," kata Immanuel di Jakarta, Minggu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved