Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
PARTAI NasDem optimistos mampu meraih suara minimal 10% dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2019. Berdasarkan hasil sementara hitung cepat beberapa lembaga survei, NasDem menempati urutan ke 5 hingga 4 dengan perolehan suara 9% - 10%.
Ketua DPP Partai NasDem bidang Komunikasi dan Informasi Publik Willy Aditya mengungkapkan, berkaca pada Pileg 2014 suara real count NasDem memiliki selisih lebih besar 1% hingga 2% dari hasil hitung cepat. Hal tersebut dipercaya akan kembali terulang pada Pileg 2019.
"Hitung cepat kita kan sudah di atas angka 9% lebih. Tentu kita harapkan real countnya lebih dari ini, berkaca dari Pileg 2014 kita optimisi mampu meraih cakupan suara di atas 10%," tutur Willy saat ditemui di Kantor DPP NasDem, Jakarta, Rabu (17/4).
Sebagai partai yang baru menginjak usia 7 tahun, Willy mengaku bersyukur NasDem mampu meningkatkan perolehan suara Pileg dari 6,7% pada Pileg 2014 menjadi minimal 10% di Pileg 2019. Meskipun diakui olehnya, perolehan suara berdasarkan hitung cepat kali ini belum sesuai dengan target nasional yang telah ditetapkan oleh NasDem.
"Untuk hasil pileg kita patut bersyukur walaupun ini belum sesuai ekspetasi Partai NasDem tapi alhamdulilah kita bisa di presentase angka 2 digit," paparnya.
Baca juga: LSI: Suara NasDem Melesat, Hanura Merosot
Dengan perolehan suara double digit, NasDem diprediksi akan berada di posisi ke 4 atau ke 5 dari 9 partai yang lolos ambang batas parlemen. NasDem juga berpeluang mendapatkan sekitar 70 kursi DPR-RI.
Willy menuturkan, dengan hasil tersebut, NasDem juga sangat berkemungkinan besar memiliki perwakilan sebagai pimpinan di parlemen.
"Kita hitung sekitar 70 kursi. Karena orientasi pemenangan kita berbasis kursi di setiap Dapil. Suatu hal yang patut kita syukuri bagaimana pelan tapi psti gerakan perubahan ini dapat mandat dari rakyat," papar Willy.
Untuk memastikan perolehan suara NasDem hingga proses penghitungan resmi dari KPU, Willy menjelaskan DPP Partai NasDem telah menginstrusikan seluruh elemen dan jajarannay seperti Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu), Komando Pemenangan Wilayah (Kompemwil), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), caleg, dan saksi-saki untuk betul-betul mengawal suara NasDem.
Willy mengatakan, poin penting bagi NasDem di Pileg kali ini bukan hanya terletak pada strategi perolehan suara nasional. Namun, NasDem juga memiliki strategi suara per daerah pemilihan (Dapil).
Lewat hasil pemantauan yang didapat sejauh ini, NasDem optimistis bisa mengamankan satu kursi Parlemen di setiap Dapil.
"Tentu nanti kami berharap kursi partai NasDem itu mengalami peningkatan yang signifikan khususnya di luar Jawa," ucap Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Partai NasDem itu. (A-5)
MAHKAMAH Konstitusi (MK) kembali menggelar pengujian norma keterwakilan perempuan yang terdapat dalam UU MD3.
PAKAR hukum tata negara Feri Amsari merespons sejumlah partai politik yang bereaksi cukup keras terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang pemisahan Pemilu.
Puan mengatakan pimpinan partai politik juga akan membahas putusan MK terkait pemisahan pemilu. Setelah itu, kata ia, pimpinan partai politik akan memberikan pandangan dan sikap bersama.
Tiga lembaga yang menduduki tingkat kepercayaan terendah dari 15 daftar lembaga ditempati oleh partai politik (parpol), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan DPR RI.
Walaupun popularitasnya belum menjadi yang pertama, Partai Gerindra justru meraih hasil tertinggi dari segi elektabilitas.
Peluang Jokowi jadi caketum tentu tidak besar. Karena memang tidak sesuai dengan ideologi PPP. Namun peluang itu akan terbuka bila PPP berubah ideologi.
KPK menetapkan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka suap terkait buronan Harun Masiku. Hasto disebut aktif mengupayakan Harun memenangkan kursi anggota DPR pada Pemilu 2019.
Bagi Mahfud, batalnya memakai kemeja putih tersebut lima tahun lalu menyimpan pesan tersendiri.
KPID Sulawesi Selatan mengaku belum bisa menindak caleg dan parpol yang mulai mencuri start pada Pemilu 2024.
PENDUKUNG Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kini berbalik mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto jelang Pilpres 2024.
Beberapa upaya dari KPU untuk mencegah terjadinya kembali korban jiwa dari petugas KPPS.
"Mas Ganjar kan enggak nyapres, enggak nyapres beliau," kata Immanuel di Jakarta, Minggu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved