Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Tim Pengkaji Ratu Kalinyamat Berburu Referensi

Media Indonesia
11/4/2019 09:50
Tim Pengkaji Ratu Kalinyamat Berburu Referensi
Caleg DPR RI Partai NasDem nomor 1 Dapil 2 Jateng Rerie L Moerdijat.(MI/Haryanto)

KEINGINAN Lestari Moerdijat dalam menggagas Ratu Kalinyamat agar ditetapkan sebagai pahlawan nasional sangat tinggi dan akan terus diperjuangkan sampai berhasil.

Dalam keterangan resmi yang diterima, kemarin, Lestari mengatakan apa yang dilakukannnya ialah untuk meneruskan cita-cita almarhum Subroto, mantan Wakil Bupati Jepara periode 2012-2017.

Subroto yang merupakan adik kandung Jaksa Agung HM Prasetyo, meninggal dunia pada 2018. Saat itu almarhum sudah memperjuangkan agar Ratu Kalinyamat diajukan sebagai pahlawan nasional. Kini pihaknya berusaha kembali mengajukan untuk kedua kalinya.

"Saya akan berjuang agar berhasil. Terlebih dukungan dari tim pengkaji juga kuat. Saat ini tim pengkaji berusaha mencari referensi dengan menemukan sumber-sumber asli berupa buku-buku dari Diego de Couto yang berjudul Da Asia," kata Lestari.

Menurut caleg DPR RI Partai NasDem dari Dapil Jateng 2 itu, buku Diego de Couto ditemukan telah dibuat secara digital, sedangkan yang asli tersimpan pada Biblioteca Nacional de Portugal.

Dalam buku indeks yang dibuat secara khusus untuk membantu menelusuri kata Rainha de Jepara (Ratu dari Jepara), ditemukan dua jilid dari menuliskan Rainha de Jepara. Rainha de Jepara terkadang ditulis menjadi Rainha de Japara atau Rainha de Japora.

"Sumber asli lainnya diperoleh dari buku Tome Pires berjudul Suma Oriental. Buku itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada 1944 dan diperoleh dalam bentuk digital. Buku asli Tome Pires juga tersimpan di Biblioteca Nacional de Portugal. Namun, belum bisa diakses digitalnya secara publik," kata caleg yang akrab disapa Mbak Rerie itu.

Lestari mengaku memiliki terjemahan Suma Oriental dari Tome Pires dalam bahasa Indonesia. Namun, untuk menjaga keautentikan naskah Ratu Kalinyamat, dia memutuskan menggunakan sumber asli berbahasa Inggris.

Dirinya bersama tim pengkaji dan penulis naskah akademik Ratu Kalinyamat menemukan naskah yang disertakan dalam pengajuan sebelumnya banyak menggunakan buku-buku yang juga mengutip buku-buku Diego de Couto dan Tome Pires.

Oleh karena itu, dalam penulisan naskah akademik yang disusun ulang diputuskan menggunakan sumber-sumber asli berbahasa Inggris.

Meski demikian, buku-buku berbahasa Indonesia tetap disertakan sebagai bukti bahwa masyarakat Indonesia peduli akan kehadiran Ratu Kalinyamat sebagai salah satu bagian penting dalam sejarah keindonesiaan.

"Sampai saat ini saya juga mengharapkan menemukan satu buku berbahasa Portugis lainnya, yaitu Peregrinacao (Ziarah) yang ditulis Fernao Mendes Pinto pada 1569 dan diterbitkan biarawan Belchior Faria pada 1614," terang Lestari. (RO/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya