Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

SBY Kritisi Kampanye Prabowo

Rudy Polycarpus
08/4/2019 07:00
SBY Kritisi Kampanye Prabowo
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.(ANTARA FOTO/Biropers Setpres-Laily Rachev)

KAMPANYE akbar pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, kemarin, dikritik Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. SBY menilai konsep kampanye itu seolah cuma mewakili kelompok tertentu.

Partai Demokrat ialah salah satu partai pengusung Prabowo-Sandi. SBY menyampaikan kritik itu melalui surat kepada Ketua Dewan Kehormatan Demokrat Amir Syamsudin, Wakil Ketua Umum Syarief Hasan, dan Sekjen Hinca Panjaitan. SBY meminta mereka menyampaikannya ke Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

“Menurut saya, apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK itu tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklu­sif. Melalui sejumlah unsur pimpinan Partai Demokrat, saya meminta konfirmasi apakah berita yang saya dengar itu benar,” kata SBY dalam surat yang ditulis di Singapura, Sabtu (6/4).
Presiden ke-6 RI itu tak ingin­ ada kesan eksklusif untuk menggaungkan kelompok dengan basis agama tertentu.

“Cegah demonstrasi apalagi show of force identitas, baik yang berbasiskan agama, etnik serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham, dan polarisasi politik yang ekstrem.’’ (Isi lengkap surat SBY bisa dibaca di mediaindonesia.com).

Amir Syamsuddin menjelaskan kesan politik identitas sudah masif dalam kampanye Prabowo-Sandi. Karena itu, SBY menyarankan agar kampanye Prabowo-Sandi bisa mencerminkan kebinekaan, kemajemukan, dan persatuan. ‘’Alhamdulillah diterima sehingga susunan acara disesuaikan dengan petunjuk SBY,” tandas Amir, kemarin.

Kendati begitu, dia menekankan, hubungan Demokrat sebagai anggota koalisi pengusung Prabowo-Sandi tetap solid. “Tidak ada pertentangan, Pak SBY mengingatkan sebelumnya.’’

Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, menilai pihak 02 jelas ingin menonjolkan politik identitas dengan memobilisasi sentimen pendukung. “Orasi politiknya penuh dengan bahasa kebencian dan permusuhan dengan Pak Jokowi. Bahkan orasi Rizieq Shihab kembali membangun framing kubu 02 kalah karena dicurangi. Pengunaan politik identitas jelas berbahaya.”

Gerakan 212
Ace menambahkan, konsep kampanye akbar Prabowo-Sandi juga ingin mengulang gerakan 212, mulai salat subuh berjemaah, orasi politik yang dibungkus tausiah, hingga seruan membaca fatwa MUI. “Ini menunjukkan bahwa kampanye 02 sama sekali tidak dalam all for all atau semua untuk semua seperti yang diingatkan Pak SBY.’’

Di sisi lain, anggota Direktorat Komunikasi dan Media BPN Prabowo-Sandi, Badaruddin Andi Picunang, memastikan kampanye akbar kemarin tidak hanya mewakili kelompok tertentu. Buktinya, banyak tokoh dari unsur yang beragam hadir. Rangkaian acara salat subuh berjemaah pun diadakan karena mayoritas peserta ialah muslim.

“BPN meminta jadwal siang sampai sore, tapi pengelola Gelora hanya memberi izin pagi. Akhirnya ditambahkan,

dari dini hari ya memang bertepatan dengan salat subuh,” kata Baharuddin.
Menurutnya, surat SBY tak perlu dibesar-besarkan karena dikirimkan sehari sebelum kampanye berlangsung.

Apalagi, Demokrat juga mengirimkan petingginya, seperti Syarief Hasan hadir meski Ketua Komando Satuan

Tugas Bersama Partai Demokrat yang juga putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono, absen. (Ins/*/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik