Prabowo Sebut Ibu Pertiwi Sedang Diperkosa

Ilham Pratama Putra
07/4/2019 11:45
Prabowo Sebut Ibu Pertiwi Sedang Diperkosa
Pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) menyapa pendukungnya saat kampanye akbar.(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

CALON presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut kondisi Indonesia saat ini sedang sakit. Masalah itu dia lontarkan saat berorasi dalam kampanye terbuka di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
 
"Saya berdiri di sini, karena saya berpandangan, bahwa negara kita sedang sakit saudara sekalian. Ibu Pertiwi sedang diperkosa saudara sekalian," kata Prabowo di SUGBK, Jakarta, Minggu (7/4).
 
Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra itu menyebut kekayaan negara banyak yang diambil. Selain itu, banyak hak rakyat Indonesia yang diinjak.

"Kepala desa dipanggil, diancam, kiai ulama dikejar-kejar, emak-emak ditangkap. Hanya berbicara, UUD (Undang-Undang Dasar) menjamin kebebasan bicara, tapi saudara Ahmad Dhani meringkuk dipenjara sekarang," ujarnya.
 
Dia juga mengingatkan kepada penegak keadilan agar tidak lagi mengancam rakyat sendiri. Saat ini, lanjut dia, Indonesia seolah berhadapan dengan bangsa sendiri.
 
"Dulu bangsa Indonesia mengusir penjajah, sekarang Indonesia akan mengusir penjajah dari bangsa sendiri. Yakinlah, yakinlah saudara-saudara yang benar pasti menang," ungkap Prabowo.

Baca juga: Prabowo Klaim Jutaan Pendukungnya Hadir di GBK
 
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif tak mau menyalahkan pemerintah terkait carut marut pengelolaan sumber daya alam (SDA) di Tanah Air. Laode menyebut pengelolaan SDA bermasalah sejak zaman dulu.
 
"Enggak bisa juga kita salahkan yang sekarang karena itu warisan dari zaman dulu," ujar Laode, Kamis (28/3).
 
Ia menyayangkan kondisi ini karena faktanya SDA adalah sumber pemasukan bagi negara. Indonesia, kata dia, belum seperti Jerman dan negara maju lain yang bisa mengoptimalkan bidang jasa.
 
KPK sendiri baru mengawal pendapatan negara dari SDA sejak 2009. Pada 2015, Laode menyebut pihaknya menemukan fakta mengerikan tentang pengelolaan sawit yang ugal-ugalan. Misalnya, lahan kebun sawit seluas 3 hektare hingga 5 hektare di dalam hutan lindung.
 
Laode menambahkan campur tangan KPK terbukti meningkatkan pendapatan negara bukan Pajak (PNBP) dari sektor hutan dan perkebunan.

"Aneh kan PNBP naik ketika hutan semakin sempit, berarti dulu apa? Dicuri," tandas Laode.
 
Tak cuma itu, di sektor pertambangan, penerbitan izin usaha pertambangan (IUP) selama ini tak jelas. Dari 10 ribu IUP, lebih dari 50% tak memenuhi seluruh persyaratan.(medcom.id/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya