Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Menhan Ajak Ulama dan Santri Jaga NKRI

Golda Eksa
15/3/2019 14:47
Menhan Ajak Ulama dan Santri Jaga NKRI
(MI/MOHAMAD IRFAN)

MENTERI Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengingatkan kepada semua pihak, termasuk kalangan ulama dan santri untuk berpartisipasi aktif menjaga keutuhan NKRI. Para ulama dan santri pun perlu mengambil peran sebagai garda terdepan untuk merealisasikan harapan tersebut.

Penegasan itu disampaikannya saat memberikan ceramah bela negara kepada ratusan santri dan santriwati di Aula Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Jumat (15/3).

"Sebagai anak bangsa, apakah kalian rela jika ada sekelompok orang yang tidak mengerti yang ingin menghancurkan kedamaian dan ketentraman yang kita miliki. Serta mereka juga ingin mengubah Pancasila dan menjadikan Indonesia menjadi bangsa tanpa keragaman atau negeri untuk satu golongan saja," ujar Ryamizard.

Menurut dia, sebagai umat Islam yang Rahmatan Lil Alamin, semua elemen harus bangga menjadi bangsa Indonesia.

"Para ulama dan santri semua yang hadir disini lahir dari keturunan para pejuang dan patriot-patriot bangsa Indonesia. Saudara semua juga adalah pewaris utama kemurnian nilai-nilai Pancasila," katanya.

Semua pihak juga harus menyadari bahwa marwah dan amanah mulia, generasi penerus wajib untuk melanjutkan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945, yakni mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur terutama untuk kemaslahatan dan kesejahteraan umat berdasarkan Pancasila.

"Kalau para ulama dan para santri tidak melaksanakan Bela Negara dan tidak membela Pancasila serta UUD 1945, maka saudara telah menjadi pengkhianat kepada bangsa ini," terang mantan Kepala Staf TNI AD, itu.

 

Baca juga: Kapolri Ajak Akademisi Rawat NKRI dari Potensi Perpecahan

 

Dalam kesempatan itu Ryamizard menjelaskan tentang ancaman-ancaman yang dapat mengganggu keutuhan bangsa Indonesia, seperti ancaman nyata dan acaman belum nyata (berbentuk fisik).

Selain itu, perlu pula diwapadai juga ancaman nonfisik, yaitu ancaman terhadap mindset bangsa Indonesia yang berupaya untuk mengubah ideologi negara Pancasila atau yang populer dengan istilah perang modern (proxy war).

"Ancaman ini berbentuk kekuatan soft power, yang berupaya untuk merusak jati diri bangsa Indonesia melalui pengaruh kehidupan ideologi asing yang beraliran materialisme."

Saat ini, imbuh dia, ancaman yang sangat nyata dan merupakan salah satu bentuk penistaan terhadap agama, negara dan bangsa Indonesia, yang sangat berpengaruh terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa ialah terorisme dan radikalisme.

Ancaman itu tidak hanya menimbulkan kerugian material dan nyawa serta menciptakan rasa takut di masyarakat, tetapi juga telah mengoyak keutuhan berbangsa dan bernegara.

"Mereka ini bukan Islam karena ajaran islam adalah ajaran yang damai dan Rahmatan Lil-Alamin. Sangat tidak masuk akal seorang ibu dapat mengajak anak-anaknya untuk melakukan aksi bunuh diri," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya