Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Fahri Hamzah Yakin PKS tak Masuk Parlemen

Dero Iqbal Mahendra
04/3/2019 12:39
Fahri Hamzah Yakin PKS tak Masuk Parlemen
(ANTARA FOTO/Putra Haryo Kurniawan)

WAKIL Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak akan lolos Parliamentary Threshold (ambang batas) sebesar 4% pada Pemilu 2019. Sehingga, langkah PKS untuk kembali ke Senayan pun diyakini Fahri akan sangat berat.

"Ya nggak bakal lolos lah, berat," tutur Fahri singkat di Kompleks Parlemen Jakarta, Senin (4/3).

Tak hanya itu, dukungan PKS kepada calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto pun dianggap tidak akan berpengaruh banyak pada perolehan suara partai. Fahri yakin Prabowo menang karena mendapat dukungan arus bawah, namun hal serupa tidak berlaku untuk PKS.

Fahri menyebut ada dua langkah blunder yang sudah dilakukan PKS jelang pemilu serentak 2019, sehingga berdampak kepada perolehan suara partai. Pertama, terkait pemaksaan penandatanganan surat pengunduran diri bertanggal kosong dan kedua terkait perintah seluruh kader menandatangani kesetiaan ulang.

Baca juga: Fahri Ungkap Pemecatannya Sebagai Kasus Rekayasa

Terkait penandatanganan surat pengunduran diri tanpa tanggal sebagai syarat menjadi caleg, Fahri menilai itu tidak dapat dilakukan. Sebagai pejabat publik, ia merasa dipilih oleh rakyat langsung sehingga mandatnya tidak dapat diserahkan ke partai.

"Partai hanya mencalonkan. Yang dicalonkan itu ada yang dipilih rakyat ada yang tidak. Setelah mendapat mandat rakyat ya tidak bisa main ditarik saja," tutur Fahri.

Sedangkan terkait perintah seluruh kader menandatangani kesetiaan ulang, Fahri menganggap hal itu justru menimbulkan keraguan di kalangan kader dan berakibat pada bubarnya para kader. Padahal, seharusnya partai memperluas basis, bukan memecat orang.

Fahri mengatakan berbagai kebijakan blunder tersebut bermuara dari kultur pimpinan di PKS yang terlalu kaku. Pun banyak persoalan yang tidak selesai, misalnya soal DKI, hingga berakhir memecat banyak orang yang dianggap tidak selaras.

"Jadi bagaimana saya mau prediksi PKS mau lolos threshold," pungkas Fahri.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya