Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Wapres: Pengembangan EBT Merupakan Keniscayaan

Akhmad Mustain
01/3/2019 15:20
Wapres: Pengembangan EBT Merupakan Keniscayaan
(MI/Ramdani)

WAKIL Presiden Jusuf Kalla menyatakan bahwa pengembangan penggunaan energi baru dan terbarukan merupakan sebuah keniscayaan. Menurutnya, Bangsa ini tidak bisa hanya bergantung dari sumber energi fosil yang pasti akan habis.

Hal itu disampaikan oleh Wapres menanggapi laporan hasil Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama, Jumat (1/3). 

"Saya senang dengan perhatian NU terhadap pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Karena hal itu harus dikembangkan ke depan. Kita berlu sumber energi listrik yang terbarukan. Jangan sampai habis dengan energi minyak," ungkap Wapres.

Ia pun menyebut, bahwa alam sebenarnya telah menyediakan energi terbarukan yang sangat besar potensi, seperti pemanfaatan energi angin, air yang bisa dipakai untuk pembangkit lisrik.

Sebelumnya, dalam laporan hasil sidang komisi rekomendasi Munas Alim Ulama dan Konbes NU menyatakan bahwa kebutuhan akan energi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, bahkan menjadi bagian dari hajat hidup orang banyak (al-hajat al-‘ammah).

 

Baca juga: Wapres Apresiasi Rekomendasi NU Kurangi Sampah Plastik

 

Laporan yang dibacakan oleh Wasekejn PBNU Masdluki Baidlowi menyampaikan bahwa ketersediaan sumber energi mutlak untuk menjalankan berbagai aktivitas dalam kehidupan kita. Keduanya saling membutuhkan dan memanfaatkan. Oleh karena itu, energi pada dasarnya sama dengan membahas kehidupan dan keberlangsungannya (hifdh an-nafs wa al-hayat).

"Indonesia bukan negara yang kaya atas sumber energi fosil, tetapi bauran energi masih didominasi oleh sumber energi tak terbarukan. Cadangan energi fosil terbatas dan terus menurun," ujarnya.

Menurutnya, bangsa ini tidak bisa lagi terus-menerus bergantung pada energi fosil. Ketersediaan sumber energi fosil selain tidak dapat diperbarui juga semakin menipis baik di Indonesia maupun di dunia.

"Menurut para ahli, dengan pola konsumsi seperti sekarang, dalam waktu hanya belasan hingga puluhan tahun cadangan minyak dan gas Indonesia akan habis. Ini antara lain bisa dilihat dari naiknya harga minyak dalam negeri dan tidak stabilnya harga minyak di pasar internasional. Oleh karena itu, demi keberlangsungan kesejahteraan masyarakat dan mengantisipasi kelangkaan energi, upaya-upaya menuju pengolahan energi terbarukan merupakan alternatif terbaik untuk dilakukan," ungkapnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya