Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Serangan Balik Jokowi Dinilai Objektif

Insi Nantika Jelita
06/2/2019 09:45
Serangan Balik Jokowi Dinilai Objektif
(MI/Susanto)

KETUA Departemen Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pipin ­Sopian menilai ada perubahan dalam gaya komunikasi politik capres Joko ­Widodo, yakni rajin menyerang capres ­Prabowo Subianto.

Dalam menanggapi hal tersebut, Direktur Penggalangan Pemilih Muda Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, Bahlil Lahadalia, mengatakan apa yang dilakukan Jokowi ialah strategi yang didasari objektivitas.

“Gini, Pak Jokowi itu orang yang berpengalaman dalam berpolitik. Pak Jokowi pernah memenangi pilgub, pernah memenangi pilpres. Jadi beliau pasti punya intuisi, punya strategi dan pasti beliau punya cara atas dasar kondisi objektif.

Menurut kami, ini sebuah langkah tepat agar jangan hoaks melulu,” ungkap Bahlil di Rumah Aspirasi Jokowi-Amin, Jakarta, Senin (4/2).

Bahlil kemudian beranggapan bahwa Jokowi mencoba keluar dari tekanan yang selama ini menyerang dirinya seperti serangan hoaks.

“Mana ada sih sekarang presiden yang ­dimaki-maki tapi diam melulu. Dibilangin agamanya nggak jelas, senyum. Dibilangin PKI, senyum. Dibilangin muka jelek, senyum. Saya kadang-kadang mengatakan ‘Bapak ini terlalu baik, harus keluar (dari tekanan yang dihadapi)’. Saya salut sama Pak Jokowi, memang beliau ini negarawan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Bahlil menuturkan bahwa gaya komunikasi Jokowi saat ini selain untuk menangkal hoaks juga untuk bertahan dari oposisi. “Saya pikir tidak ada sesuatu dalam politik yang tidak by strategy, dan itu adalah momentumnya sudah harus jalan.”

Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin menilai pasangan 01 terus ­memanen dukungan dari masyarakat. Pada saat yang sama, Badan Nasional Pemenangan Prabowo-Sandi justru sibuk nyinyir dan bikin melodrama.

Hal tersebut disampaikan juru bicara TKN Ace Hasan Syadzily.

“Elektabilitas yang stagnan membuat BPN Prabowo-Sandi seperti kehabisan akal. Akhirnya muncul dua hal yang tidak mencerdaskan rakyat. Mereka nyinyir pada semua hal yang dilakukan Pak Jokowi. Fadli Zon sampai mengais-ngais soal jancuk, sibuk bikin puisi soal slip of the tounge Mbah Maimun Zubair, Pak Jokowi dipatil lele saja dinyinyiri. Lihat juga misalnya, Jan Ethes saja, cucu Pak Jokowi, dinyinyiri,” sebut Ace.

Bukan hanya nyinyir, kubu BPN juga dituding memainkan melodrama untuk menarik perhatian pemilih.

“Coba kita lihat gimana melodrama dirancang dengan memanfaatkan penahanan Ahmad Dhani dan Buni Yani. Model seperti ini dilakukan saat kunjungan 1.000 titik sandiwara. Inti permainan melodrama adalah permainan peran sebagai korban ketiadakadilan, dizalimi,” tukas Ace. (Ins/Ths/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya