Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Gaya Komunikasi Jokowi-Amin Ungguli Prabowo-Sandi

Nurjiyanto
31/1/2019 07:45
Gaya Komunikasi Jokowi-Amin Ungguli Prabowo-Sandi
(MI/RAMDANI)

DARI survei respons publik dan efek elektoral setelah debat pertama capres-cawapres Kamis (17/1), Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dengan angka 50% dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang meraup 35,4%.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby, mengemukakan persepsi itu disebabkan adanya kecenderungan para pemilih dari kedua kubu yang terbilang loyal. Capaian itu tidak jauh terpaut dengan elektabilitas kedua pasangan pada Desember 2018. Waktu itu Jokowi-Amin memperoleh elektabilitas 54,2% dan Prabowo-Sandi 30,6%.

"Separuh responden tergolong loyal. Debat pertama hanya sarana untuk melihat pemaparan pasangan calon," kata Adjie saat memaparkan hasil survei di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, kemarin.

Persepsi publik muncul dari enam aspek dimensi yang menjadi variabel. Salah satunya kemampuan komunikasi yang meliputi cara menyampaikan pendapat, menyanggah, dan berargumentasi. Pada variabel ini Jokowi-Amin meraih angka 39,4%, sedangkan Prabowo Sandi 33,7%.

Adjie menilai hasil debat pertama tidak memengaruhi elektabilitas kedua pasangan calon. Pasalnya, jika dibandingkan dengan catatan mereka pada Desember 2018, elektabilitas keduanya di Januari 2019 hanya meningkat kurang dari 1%.

Pada Desember 2018, elektabilitas Jokowi-Amin mencapai 54,2% dan di Januari 2019 naik 0,6% menjadi 54,8%. Elektabilitas Prabowo-Sandi di Desember 2018 sebesar 30,6% dan naik 0,4% di Januari 2019 menjadi 31%.

Dalam menanggapi itu, juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin, Ace Hasan Syadzili, menilai wajar jika debat pertama tidak berpengaruh signifikan terhadap elektabilitas.

"Bisa dipahami karena masih ada empat debat lagi. Orang yang belum menentukan pilihan masih ingin melihat konsep, visi, misi, dan rencana kerja setiap pasangan calon lima tahun ke depan," ujar Ace dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Firman Manan memandang debat memang ditujukan kepada pemilih dengan kategori undecided voters dan swing voters.

"Debat itu ajang untuk lebih memantapkan program dan tawaran ke depan. Artinya, debat merupakan salah satu variabel yang menentukan khususnya mendekati pemungutan suara," tandas Firman Manan. (Njr/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya