Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Ada Modus 5 Serangan Siber dalam Pemilu, Pembajakan Data Capres Jadi Serangan Paling Berbahaya

Insi Nantika Jelita
10/1/2019 19:35
Ada Modus 5 Serangan Siber dalam Pemilu, Pembajakan Data Capres Jadi Serangan Paling Berbahaya
(. MI/RAMDANI)

SEKRETARIS Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia Kaka Suminta mengatakan ada lima serangan umum terkait hoaks dan siber dalam menghadapi pemilu 2019. Salah satunya yang paling membahayakan ialah pembajakan dan pembocoran data informasi masing-masing kandidat calon presiden dan wakil presiden.

"Pembajakan dan pembocoran dokumen pribadi kandidat dan tim timnya ini mematikan apabila dilakukan. Misalnya yang terjadi pada mantan calon presiden Amerika, Hillary Clinton. Ia gunakan unofficial email kemudian bocor dan menjadi senjata bagi kelompok lawan,"ungkapnya di Media Center KPU, Menteng, Jakarta, Kamis (10/1).

Serangan kedua hoaks dan siber dalam pemilu, lanjut Kaka ialah penyebaran disinformasi dan misinformasi melalui media sosial dan laman daring.

Baca juga : Hoaks Surat Suara Berbahaya Bagi Masyarakat

"Serangan ketiga, yaitu serangan penyebaran informasi masif dari sumber dengan tujuan tertentu. Lalu keempat itu ujaran kebencian untuk memecah belah. Terakhir ialah serangan atas pembajakan dan pembocoran data informasi lembaga penyelenggara pemilu," terangnya.

Untuk itu, menurut Kaka, penyelenggara pemilu harus cerdas menggunakan media informasi berbasis daring dan aplikasi seperti whatssap, email, dan lainnya. Ia juga meminta pemerintah untuk bisa berdiri di atas semua golongan agar tidak terjadi penyalahgunaan atas kewenangan yang dimiliki.

"Penyelenggara harus menggunakan media informasi secara cerdas dan arif. Pemerintah harus berdiri diatas semua golongan, agar tidak trjadi penyalahgunaan dan mencegah pembajakan atas serangan hoaks."tandasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya