Jateng Tetap Kandang Banteng

Ferdinand
24/12/2018 09:15
Jateng Tetap Kandang Banteng
(MI/SUSANTO)

DIREKTUR Program Tim Pemenangan Jokowi-Amin, Aria Bima, menegaskan Jawa Tengah masih menjadi basis massa PDIP atau ‘kandang banteng’.

Penegasan itu disampaikannya untuk menanggapi pernyataan juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono, yang menyatakan Jawa Tengah bukan lagi kandang banteng.

“Branding partai rakyat sejati dan partainya wong cilik itu sudah melekat di PDIP dengan pattern atau pola dukungan yang relatif permanen,” tegasnya di Kota Surakarta, kemarin.

Pola dukungan itu nantinya akan diaplikasikan pada saat kampanye. Dia yakin PDIP dan partai koalisi dengan persebaran dukungan yang relatif merata akan menghasilkan suara maksimal bagi pasangan Jokowi-Amin.

“Jokowi-Amin akan menang mutlak di Jawa Tengah,” kata Aria Bima.

Ferry Juliantono yang ditemui saat mendampingi Prabowo Subianto dalam kunjungan ke Majelis Tafsir Alquran (MTA) di Kota Surakarta, kemarin, mengklaim bahwa Jawa Tengah bukan lagi kandang banteng.
Menurut dia, hal itu didasarkan pada referensi hasil pemilihan gubernur lalu.

Pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang diusung PDIP bersama partai koalisi unggul dengan 57,89% suara, sedangkan pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah yang diusung Gerindra dan partai koalisi 42,11%.

“Kalau referensinya hasil pilkada lalu, tidak ada lagi Jawa Tengah disebut sebagai kandang banteng, kecuali kalau Ganjar Pranowo-Taj Yasin menang 70% atau 80%.
Selain itu, lanjut Ferry, sejarah mencatat Partai Golkar pernah menang di Jawa Tengah. Partai Demokrat juga pernah menjadi partai terbesar di provinsi tersebut.

Hal itu membuktikan Jawa Tengah sangat mungkin dan terbuka untuk dimenangi partai politik. Apalagi, dengan konfigurasi pemilih usia antara 20-30 tahun yang dinilainya relatif terbuka.

“Pasangan Prabowo-Sandi mudah-mudahan dengan tetap rendah hati bisa mengimbangi Jokowi-Ma’ruf Amin di Jawa Tengah, khususnya di Soloraya,” kata Ferry.

Grogi
Prabowo Subianto berkunjung ke pengajian Majelis Tafsir Alquran (MTA), Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (23/12). Calon  presiden nomor urut 02 itu pun mengaku grogi karena belum pernah berbicara di hadapan­ majelis pengajian.

Saya terus terang saja Ustaz Ahmad Sukino (Ketua MTA) merasa agak grogi. Belum pernah seumur-umur saya bicara di hadapan majelis yang mulia seperti ini. Biasanya saya diminta­ ceramah soal kebangsaan, negara, ekonomi, militer, dan keamanan,” katanya.

Dalam kunjungan tersebut, Prabowo didampingi Amien Rais, juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono, dan politikus Partai Gerindra, Bambang Riyanto.

Sebelum menyampaikan pidatonya, Prabowo menegaskan dirinya berbicara tidak dalam kapasitas sebagai calon presiden. Dia berbicara selaku individu anak bangsa dan warga negara Indonesia.

Dalam pidatonya, Prabowo mengkritisi kebijakan negara yang menurut penilaiannya berada di jalan yang keliru, khususnya di bidang ekonomi. Kekayaan Indonesia diambil dan dibawa keluar. (P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya