Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

KPU: Penghitungan Suara Pemilu 2019 Tetap Gunakan Metode Manual

Rahmatul Fajri
06/12/2018 13:29
KPU: Penghitungan Suara Pemilu 2019 Tetap Gunakan Metode Manual
MI/Susanto(MI/Susanto)

KOMISIONER Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Azis menegaskan mekanisme penghitungan suara pada pemilu 2019 tetap menggunakan metode manual.

Jika kemudian ditemukan kesalahan sistem pengamanan atau dapat diretas pada proses pemilihan, kata Viryan, hal tersebut tidak terlalu bermasalah dalam hasil hitungan akhir dari KPU.

Viryan menyampaikan perolehan suara pada pemilu dihitung dan ditetapkan secara manual. Teknologi informasi pemilu, menurut Viryan, digunakan sebagai alat bantu menyampaikan informasi kepada publik mengenai proses, perkembangan penghitungan, dan penetapan hasil pemilu.

Baca juga : Yakin Gugat Keterbukaan Informasi KPU demi Buktikan Pemilu Curang

"Poin pentingnya adalah pemilu 2019 bukan pemilu elektronik. Pemilu 2019 adalah pemilu manual seperti pemilu sebelumnya," kata Viryan dalam diskusi Tantangan Keamanan Siber dalam Pemilu 2019 di Akmani Hotel Jakarta, Kamis (6/12).

Ia kemudian membandingkan sistem Pemilu di negara maju yang menggunakan metode elektronik dan rentan diretas. Akan tetapi, mereka sudah mempunyai infrastruktur mendukung, sehingga mampu mengatasi hal tersebut. Tentu berbeda dengan Indonesia yang belum memiliki infrastruktur IT memadai.

"Terkait dengan hasil pemilu, di negara luar ada hasil penghitunganya berubah karena diretas. Tapi tidak demikian di Indonesia, karena tetap manual," imbuhnya.

Baca juga : KPU Tingkatkan Akurasi Teknologi Informasi Pemilu 2024

Meski mengaku tak menemui masalah dalam mekanisme manual, tetapi Viryan khawatir adanya peretasan dari berbagai pihak terhadap hasil penghitungan suara.

"Itu sesuatu hal yang wajar. Dalam artian, semangat bagi kami adalah perhatian dari banyak pihak semakin tinggi pada KPU, sehingga mampu melakukan pekerjaan terbaik secara bersamaan," tuturnya.

Maka dari itu, pihaknya butuh mengambil kebijakan dengan penguatan sistem teknologi informasi. Dengan begitu, diharapkan tidak menimbulkan salah sangka dan polemik selama proses pemilihan.

Baca juga : KPU Kembangkan Aplikasi Mobile Data Pemilih Berkelanjutan

Lebih lanjut, Viryan menambahkan butuh pendekatan baru untuk mengampanyekan mekanisme ini, terlebih kepada generasi milenial yang dekat dengan teknologi informasi.

Jika penyampaian informasi soal penghitungan manual masih dilakukan dengan cara lama, maka pemilih milenial tidak akan tertarik. KPU akan terus mengoptimalkan layanan teknologi informasi yang ada. Peningkatan sistem keamanan juga dilakukan guna menghindari polemik di ruang publik.

"Sekarang memang semuanya serba digital. Itu dekat dengan generasi milenial. Mungkin kita butuh nama (penyampaian informasi) yang tepat agar kekinian," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya