Panglima TNI Ingatkan Netralitas TNI pada Pemilu 2019

Thomas Harming Suwarta
29/11/2018 17:30
Panglima TNI Ingatkan Netralitas TNI pada Pemilu 2019
(ANTARA/Ronny P)

PANGLIMA TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengingatkan seluruh jajaran TNI, terutama Angkatan Darat (AD), agar memegang teguh netralitas pada pemilu 2019 mendatang. Penegasan itu disampaikan Hadi saat memimpin acara Serah Terima Jabatan Kepala Staf Angkatan Darat di Markas Besar Angkatan Darat, Kamis (29/11). Serah terima Jabatan dilakukan dari Jenderal Mulyono kepada Jenderal Andika Perkasa.

"Tahun depan, kita akan melaksanakan pemilu. Saya kembali tekankan agar TNI memegang teguh netralitas. Kita tidak memihak pada pihak mana pun," kata Hadi.

Hadi menjelaskan sikap netral para prajurit sangat diharapkan demi hadirnya kontestasi pemilu yang berintegritas dan demokratis.

TNI, kata dia, berada di atas semua golongan dan kepentingan politik apa pun.

"Netralitas TNI adalah formulasi terbaik, tentang posisi TNI dalam kontestasi pemilihan umum. Hal itu agar pesta demokrasi dapat berjalan dengan jujur, adil, dan berkualitas," jelas Hadi.

Baca juga: Panglima: Pegang Teguh Netralitas TNI di Tahun Politik

Posisi TNI AD, sambung dia, adalah komponen besar bangsa, dengan kekuatan sejarah dalam rangkaian peristiwa lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peran TNI AD dalam perjalanan sejarah bangsa memberi kesan TNI AD selalu memegang peranan penting, baik dalam konteks pertahanan keamanan, maupun dalam konteks pembangunan nasional secara umum.

TNI AD sebagai bagian dari TNI juga selalu memegang peran sentral, dalam menghadapi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk ncaman dan tantangan, baik dari dalam maupun luar.

"Tantangan dan situasi sedemikian kompleks itulah, yang mendasari kebutuhan TNI Angkatan Darat, akan kepemimpinan yang kuat, profesional, dan visioner. Untuk menjaga keberlanjutan program pembangunan TNI Angkatan Darat, dan ritme pencapaian tugas yang tinggi, dibutuhkan regenerasi kepemimpinan secara terencana dan terstruktur," ujarnya.

Dia menambahkan kepemimpinan regeneratif adalah model kepemimpinan integral, berdasarkan pada kerangka kerja, membangun perilaku positif individu anggota organisasi. Kepemimpinan tersebut sekaligus membangun kesadaran secara kolektif pada organisasi sehingga muncul proses perubahan yang berkelanjutan (sustainability), dalam gagasan maupun kinerja untuk mencapai tujuan organisasi.

"Kepemimpinan regeneratif akan lebih sempurna, bila dipadukan dengan model kepemimpinan transformasional. Di sini seorang pemimpin bekerja sama dalam suatu tim, mengidentifikasi kebutuhan akan perubahan, dan menyusun suatu visi sebagai panduan untuk pencapaian di masa depan," pungkas Hadi. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya