Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Kampanye Hitam Tanda Demokrasi Belum Matang

Nur Aivanni
23/6/2018 19:55
Kampanye Hitam Tanda Demokrasi Belum Matang
(MI/Susanto)

KAMPANYE hitam yang mulai muncul jelang masa tenang pilkada serentak 2018 menandakan demokrasi di Indonesia masih belum matang. Demikian disampaikan oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.

"Kenapa sering terjadi kampanye hitam di Indonesia, di masa tenang? Karena demokrasi kita belum matang, pemilih kita masih lebih emosional sehingga lebih cepat merepson terhadap isu-isu yang sifatnya personal," katanya saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu (23/6).

Masa tenang, lanjut Yunarto, menjadi salah satu taktik bagi pasangan calon (paslon), tim sukses, ataupun pendukungnya untuk memanfaatkan waktu yang masih tersisa tanpa harus 'melanggar aturan kampanye'. Terlebih lagi, penggunaan media sosial kini terbuka luas sebagai media untuk menyebarkan kampanye hitam.

Pengguna medsos saat ini, kata Yunarto, tidak hanya berasal dari kalangan muda saja, tetapi juga orang tua. Ia mengatakan bahwa hampir 40% pemilih di Indonesia adalah pengguna medsos. Ia pun mencontohkan media sosial seperti Facebook yang tidak hanya digunakan oleh anak muda saja, tetapi juga para orang tua.

Kendati demikian, sambungnya, anak muda tidak mudah terpengaruh oleh kampanye hitam yang merebak di medsos. "Dari segi efektivitas anak muda paling susah untuk ditembus, karena kekritisan mereka untuk menyaring informasi hoaks lebih bagus, dibandingkan orang tua. Orang tua ini lah yang lebih mudah terkena hoaks tadi," pungkasnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik