Husain Alting: Pilkada Pertaruhan untuk Menyelamatkan Martabat Rakyat

Golda Eksa
22/11/2024 20:27
Husain Alting: Pilkada Pertaruhan untuk Menyelamatkan Martabat Rakyat
Calon Gubernur Maluku Utara Husain Alting Sjah .(Ist)

HUBUNGAN antara pemimpin dan rakyat bukanlah sekadar hubungan formal. Rakyat menyerahkan urusan keamanan dan kesejahteraan kepada seorang pemimpin, bukan karena paksaan, apalagi karena iming-iming materi.

Mereka melakukannya karena keyakinan mendalam terhadap seorang pemimpin yang telah bersumpah untuk menjaga negeri ini dengan jiwa raganya. Demikian dikatakan calon Gubernur Maluku Utara Husain Alting Sjah, dalam keterangannya, Jumat (22/11).

“Sebuah prinsip adat yang berbunyi 'Jou ngon kadada madofu fangare ngon kala madiki', yang menegaskan bahwa hanya seorang jou/ou (pemimpin mulia) yang layak ditaati, sementara rakyat di bawahnya menjadi penopang yang setia," kata Husain.

Sejak dahulu, terang dia, hubungan pemimpin dan rakyat Maluku Utara senantiasa didasari oleh kepercayaan dan rasa hormat yang mendalam, bukan didasari oleh transaksi dan bukan pula karena pemimpin yang berbisnis dengan rakyatnya.

"Bukan didasari oleh mereka yang berani menukar suara rakyat dengan uang. Percayalah, jika kita memilih pemimpin seperti itu, maka rakyat sendirilah yang menanggung deritanya,” katanya.

Menurut dia, momentum pilkada bukan ajang menggadaikan kehormatan. Di tengah kondisi yang sulit, pemilihan kepala daerah justru menjadi sebuah harapan baru dan kesempatan bagi rakyat Maluku Utara untuk kembali menentukan arah negeri mereka.

Di sisi lain, terang Husain, pilkada juga bukan berjalan tanpa tantangan. Godaan politik uang, janji-janji palsu, dan kampanye manipulatif adalah realitas yang harus dihadapi bersama.

"Jika rakyat Maluku Utara memilih karena uang, maka mereka tidak hanya menggadaikan masa depan, tetapi juga mengkhianati warisan leluhur. Mereka melupakan prinsip-prinsip adat yang telah membuat mereka terhormat selama berabad-abad."

Husain melontarakan bahwa upaya menyelamatkan Maluku Utara dari kerusakan harus lebih diutamakan ketimbang mengambil manfaat jangka pendek dan politik transaksional.

“Pilihan ini bukan hanya tentang siapa yang memimpin lima tahun ke depan. Ini adalah tentang arah yang akan diambil negeri ini untuk masa depan. Jika salah memilih, maka harus siap menanggung akibatnya," ujarnya.

Ia menegaskan pilkada adalah pertaruhan terakhir untuk menyelamatkan Maluku Utara. Ini juga menjadi momentum bahwa masyarakat masih percaya pada nilai-nilai adat dan agama yang telah menjaga negeri ini selama ratusan tahun.

"Pilihlah dengan hati, pilihlah demi masa depan. Karena ini bukan hanya tentang hari ini, tetapi tentang bagaimana kita ingin dikenang oleh generasi penerus di masa yang akan datang. Kehormatan Maluku Utara ada di tangan kita, dan kita tidak boleh menyia-nyiakannya," tandasnya. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eksa
Berita Lainnya