Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dadang-Ali Ungguli Sahrul-Gun Gun di Pilkada Bandung

Naviandri
21/11/2024 20:47
Dadang-Ali Ungguli Sahrul-Gun Gun di Pilkada Bandung
Warga memasukkan surat suara ke dalam kotak suara saat mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara.(Antara)

DUA hari jelang masa tenang, pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Dadang Supriatna-Ali Syakieb, dengan elektabilitas 53,4% berhasil mengungguli paslon nomur urut 1, Sahrul Gunawan-Gun Gun Gunawan dengan 44,6% pada Pilkada Kabupaten Bandung, 27 November mendatang.

Demikian temuan data survei terbaru yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia Denny JA (LSI Denny JA). Survei yang memotret preferensi pemilih terhadap dua paslon yang berkontestasi di Pilkada Kabupaten Bandung itu disampaikan peneliti senior LSI Network Deny JA, M Khotib kepada pers, Kamis (21/11).

Survei dilakukan pada 5-10 November 2024. Menggunakan metodologi standar Multistage Random Sampling melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 responden secara acak dengan margin of error plus minus 2,9%.

Menurut Khotib, keunggulan Dadang Supriatna-Ali Syakieb juga terpotret dari pemilih yang berkategori militan (strong supporters). Sebesar 36,7% mengaku pilihannya sudah mantap kepada paslon nomor urut 2.

Sementara, lanjut Khotib, pemilih militan yang mengaku mantap kepada Sahrul–Gun Gun 30,7%, turun dari sebelumnya 34,6%. Sebaliknya, strong supporters kepada Dadang-Ali Syakieb naik dari sebelumnya 33,9% ke 36,7%.

“Data ini harus menjadi warning buat Sahrul-Gun Gun, karena punya tren turun, baik elektabilitas pasangan, maupun elektabilitas strong supportersnya. Biasanya, calon yang punya tren turun ada kecendrungan turun lagi. Sementara, Pilkada tinggal kurang dari seminggu. Ini tidak mudah untuk rebound,” ungkapnya.

Namun, Khotib mengingatkan, masih ada sekitar 32,6% publik di Kabupaten Bandung yang masuk kategori soft supporters. Yaitu, gabungan pemilih yang sudah memilih tapi bisa berubah, dan mereka yang belum punya pilihan sama sekali.

"Angka soft supporters sebesar 32,6% tersebut, biasanya sering kita sebut sebagai lahan tak bertuan. Mereka adalah pemilih cair yang masih bisa diperebutkan siapa saja. Inilah yang harus menjadi PR buat kedua paslon, siapa yang bisa mengambil pemilih cair yang paling banyak, itulah pemenangnya,” katanya.

Khotib juga menyampaikan sejumlah data penting yang menggambarkan keunggulan Dadang- Ali Syakieb. Salah satunya, terlihat pada distribusi dukungan aneka segmen demografis, mulai dari gender, usia, tingkat pendidikan, penghasilan, profesi, pemilih ormas, pemilih partai. Termasuk, pemilih di setiap dapil dan kecamatan.

Kecuali, kata Khotib, Sahrul-Gun Gun unggul hanya di empat kecamatan yaitu di Cileunyi, Soreang  Cimaung, dan Cangkuang. Selebihnya, dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung, Dadang-Ali Syakieb unggul merata. Ada juga beberapa kecamatan yang keunggulannya tipis atau bersaing ketat.

Sementara itu, pada segmen pemilih partai, dukungan sudah relatif solid kepada masing-masing paslon yang diusungnya. Misalnya, Dadang-Ali Syakieb yang didukung PKB, Gerindra, Nasdem, PDIP dan lainnya, pemilihnya sudah relatif solid.

Begitu juga Sahrul-Gun Gun yang didukung Golkar dan PKS, pemilih kedua partai pengusung itu juga suda solid ke calon yang didukungnya. “Kalau di segmen pemilih partai, data kita memperlihatkan soliditas pilihan kepada masing-masing kandidat yang didukungnya,” ujarnya.

Khotib menegaskan, jika merujuk pada data survei terbaru LSI Denny JA ini, baik dari elektabiltias, strong supporters, dukungan aneka segmen demografis dan dapil serta kecamatan, maka potensi kemenangan lebih besar ada pada pasangan Dadang Supriatna-Ali Syakieb.

Namun begitu, Khotib juga menyampaikan temuan data lain yang harus diwaspadai. Yaitu, masih tingginya angka kecendrungan mayoritas prilaku pemilih di Kabupaten Bandung terhadap money politic. Ada sekitar 50,4% publik yang menganggap money politic ini wajar.

"Ini angka yang tidak kecil. Kalau perilaku pemilih yang berkategori seperti ini dimanfaatkan kandidat dan timnya, pasti akan menjadi good news buat yang berkapital besar, dan badnews buat kandidat yang amunisinya pas-pas. Meskipun, jika itu dilakukan, potensi risiko kena semprit Panwas cukup besar,” tegasnya. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya