Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pasangan Mulia Terancam Disalip Sehati di Pilwakot Makassar

 Lina Herlina
20/11/2024 21:37
Pasangan Mulia Terancam Disalip Sehati di Pilwakot Makassar
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA Toto Izul Fatah memaparkan hasil survei di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/11).(Dok.Istimewa)

KENDATI masih memimpin elektabilitas dengan 34,6%, pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Munafri Arifudin – Aliyah Mustika Ilham (Mulia) terancam disalip paslon nomor urut 2 Andi Seto Asapa – Rezki Mulfiati Lutfi (Sehati) yang trennya terus menaik, dari 21,0% pada September lalu menjadi 29,5% pada November 2024.

Demikian hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA tentang preferensi pemilih terhadap empat pasang calon yang berkontestasi pada Pilwakot Makassar 2024. Hasil survei tersebut dipaparkan Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA Toto Izul Fatah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/11).

Survei dilakukan pada 10-16 November 2024. Menggunakan metodologi standar multi stage random sampling melalui wawancara tatap muka kepada 800 responden terpilih dengan margin of error 3,5%.

Menurut Toto, dari pengalaman melakukan ratusan kali survei, calon yang punya tren naik, biasanya akan terus menaik dan selalu menjadi ancaman serius buat calon yang trennya stagnan, apalagi turun.

Dari empat paslon yang bertarung di Pilwakot Makassar, kata Toto, hanya Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati yang punya tren naik signifikan. Apalagi, jika dilihat dari tren elektabilitas personal Andi Seto. Dari April sebelumnya yang hanya 1,6%, naik ke 20,5% pada September, dan sekarang naik lagi ke 28,0% pada November 2024.

“Ini tren yang menggambarkan potensi seorang kandidat untuk menang. Sebaliknya, jika trennya menurun, harus waspada karena ada kecendrungan terus turun. Ini bahaya dan sangat rawan disalip oleh kandidat yang punya tren naik,” katanya.

Toto menyebut contoh elektabilitas personal Munafri (Appi) yang sebelumnya cukup unggul jauh dengan 47,0% pada September, sekarang turun ke 34,0% pada November 2024. Dari pengalaman selama ini, calon yang elektabilitasnya turun, cukup berat untuk rebound.

Sementara itu, dua paslon lainnya, Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (Inimi) 20.4%, dan Amri Rasyid-Rahman Bando (Aman) 1,9%. Kedua paslon ini, khususnya Inimi, tetap punya peluang untuk bisa menyalip paslon di atasnya, meskipun harus dengan kerja sangat ekstra.

Toto menjelaskan salah satu faktor yang membuat elektabilitas paslon Mulia mengungguli tiga paslon lain, karena secara personal, Munafri Arifudin sudah punya bekal tingkat pengenalan yang cukup ideal, yaitu 93,5%. Dari yang mengenal dia, sebanyak 88,2% mengaku suka.

Posisi hampir sama, lanjut Toto, terjadi pada Andi Seto Asapa. Meski sebagai pendatang baru, aneka atribut ruang publik dan program yang cukup massif membuat tingkat pengenalan Andi Seto tembus ke 90,9%. Dari yang mengenalnya, sebanyak 80,3% mengaku suka.

“Inilah yang sering saya sebut dengan hukum besi untuk menang. Siapapun yang ingin menang, harus memenuhi hukum besi pengenalan dan kesukaan yang tinggi. Sebab, semakin kecil pengenalannya, kecil juga peluang untuk dipilihnya. Begitu juga sebaliknya,” tegasnya.

Meski begitu, Toto mengingatkan, peluang menang masih terbuka untuk setidaknya tiga paslon di luar Aman. Pasalnya, masih ada sekitar 33,8% pemilih yang berkategori soft supporters. Yaitu, mereka yang sudah punya pilihan tapi masih bisa berubah dengan yang belum punya pilihan sama sekali.

Toto juga mengingatkan ada sekitar 46,4% publik yang menganggap money politic itu wajar. Ini biasanya gambaran prilaku pemilih yang menjadikan pemberian uang sebagai alasan memilih. Pada praktiknya, angka seperti itu bisa lebih tinggi lagi, pada saat uangnya sudah di depan mata. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya